Suara.com - Mantan sekretaris luar negeri dan dokter medis Lord Owen mengatakan bahwa Vladimir Putin telah menggunakan steroid anabolik.
Menurutnya, perubahan wajah sang Presiden Rusia kini merupakan efek dari obat penambah otot.
"Dia menggunakan steroid anabolik, dan dia sangat bangga akan otot dan segala sesuatu seperti itu," jelas Owen, dilansir The Sun.
Apabila bukan steroid anabolik, Owen menduga presiden 69 tahun itu menggunakan kortikosteroid.
Baca Juga: Harta Vladimir Putin Disebut-sebut Tembus Rp 2.900 Triliun
"Jika Anda menggunakan obat-obatan itu, efeknya akan membuat wajah Anda (terlihat) seperti ini," sambungnya.
Terlepas dari dugaan tersebut, steroid anabolik dan kortikosteroid merupakan dua obat yang berbeda.
Perbedaan steroid anabolik dan kortikosteroid
Berdasarkan laman Move United Sport, steroid merupakan golongan senyawa yang semuanya memiliki struktur yang mirip dan berikatan dengan reseptor hormon di dalam tubuh.
Steroid anabolik mengikat reseptor androgen, sedangkan kortikosteroid mengikat reseptor glukokortikoid. Keduanya menyebabkan efek yang berbeda pada tubuh.
Baca Juga: Balas Sanksi Ekonomi, Vladimir Putin Larang Warga Rusia Melakukan Transaksi ke Luar Negeri
Tubuh secara alami memproduksi testosteron, steroid anabolik, yang mengatur massa tulang, otot, distribusi lemak, dan dorongan seks (libido) serta produksi sel darah merah.
Sementara itu, tubuh juga secara alami memproduksi kortisol, sebuah kortikosteroid. Ketika kortisol berikatan dengan reseptor glukokortikosteroid, ia mengaktifkan jalur metabolisme yang menekan peradangan dan respons imun.
Bagaimana cara steroid anabolik dan kortikosteroid memengaruhi kekuatan otot?
Steroid anabolik meningkatkan kinerja, karena memiliki efek jangka panjang (dalam beberapa bulan) pada massa dan kekuatan otot.
Atlet yang menggunakan steroid anabolik masih mendapat manfaat dari efek lamanya setelah mereka berhenti menggunakannya.
Sementara kortikosteroid menawarkan peningkatkan kinerja secara lebih cepat.
Suntikan ke otot atau pil oral dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan, yang sering terjadi akibat pengerahan tenaga secara ekstrem.
Para atlet melaporkan bahwa kortikosteroid membantu mereka mengatasi rasa sakit akibat aktivitas esktrem dan memungkikan mereka pulih lebih cepat. Namun, manfaat ini hanya bertahan dalam jangka pendek.