Kasus Baru Covid-19 Tembus 26 Ribu Dalam Sehari, Hong Kong Bakal Lockdown?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 28 Februari 2022 | 19:32 WIB
Kasus Baru Covid-19 Tembus 26 Ribu Dalam Sehari, Hong Kong Bakal Lockdown?
Petugas kesehatan bersiap untuk melakukan pengujian di daerah Yordania, Hong Kong, Sabtu (23/1/2021). [Peter PARKS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Hong Kong tengah mempertimbangkan melakukan penguncian ketat alias lockdown, saat kasus baru Covid-19 mencapai lebih dari 26 ribu dalam sehari pada Minggu (27/2).

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sebelumnya pernah mengatakan tidak akan melakukan lockdown. Namun melihat perkembangan kasus baru yang terus melonjak, wacana lockdown agar masyarakat tetap di dalam rumah pun menguat.

Usulan melakukan lockdown datang dari Kepala Dinas Kesehatan Sophia Chan, yang mengatakan lockdown masih mungkin dilakukan.

"Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, membatasi mobilitas masyarakat merupakan langkah terbaik untuk menunjang kebijakan tes massal," tuturnya, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Paxel Hadirkan Emergency Delivery untuk Bantu Atasi Lonjakan Kasus Covid-19

Antrian panjang warga yang mengular hingga ke jalanan untuk mengikuti tes di stasiun pengumpulan spesimen bergerak untuk pengujian Covid-19 di Distrik Tung Chung, Hong Kong, Kamis (10/2/2022). [Peter PARKS / AFP]
Antrian panjang warga yang mengular hingga ke jalanan untuk mengikuti tes di stasiun pengumpulan spesimen bergerak untuk pengujian Covid-19 di Distrik Tung Chung, Hong Kong, Kamis (10/2/2022). [Peter PARKS / AFP]

"Untuk membatasi mobilitas masyarakat, penduduk diharapkan untuk tinggal di rumah dan menghindari aktivitas luar ruangan," tambahnya lagi.

Lockdown dirasa perlu dilakukan, mengingat sebelumnya hanya 12.000 kasus yang terdata sejak pandemi dimulai.

Peningkatan kasus terbaru ini membuat rumah sakit kewalahan. Banyak pasien tidak mendapat kamar perawatan, serta pasien meninggal dibiarkan terbengkalai di kamar mayat.

Kepala Dinas Rumah Sakit Lau Ka Hin mengatakan salah satu penyebab jenazah terbengkalai adalah adanya masalah dalam sistem transportasi. Kesulitan muncul saat para pengangkut jenazah sakit, sehingga rumah duka dan pemakaman tidak bisa berjalan.

"Itulah alasan mengapa jenazah yang seharusnya dimakamkan masih mendekam di rumah sakit," terangnya.

Baca Juga: Rose BLACKPINK positif COVID-19, Sejumlah Agenda ke Luar Negeri Dibatalkan

Saat ini, angka kematian karena Covid-19 di Hong Kong dalam seminggu terakhir adalah 8 per 1 juta penduduk. Ini jauh lebih tinggi daripada Amerika Serikat (5/1.000.000), Inggris Raya (1,80) dan Singapura (1,36).

Laporan Kementerian Kesehatan juga mengungkap bahwa 91 persen korban meninggal belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis penuh. Sebagian besar korban adalah lansia yang tinggal di kawasan perumahan padat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI