Peneliti Israel: Kemungkinan Kita Tidak Perlu Vaksin Covid-19 Dosis Keempat

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah
Peneliti Israel: Kemungkinan Kita Tidak Perlu Vaksin Covid-19 Dosis Keempat
ilustrasi vaksinasi COVID-19. [Envato Elements]

Vaksinasi dosis keempat kemungkinan tidak diperlukan karena tidak menambah perlindungan yang signifikan.

Suara.com - Penyebaran Covid-19 yang semakin bertambah membuat pakar kesehatan sempat berpikir bahwa mungkin kita membutuhkan vaksin Covid-19 dosis keempat.

Terlebih dosis booster ditemukan memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi virus corona.

Sejak saat itu, banyak ahli bertanya-tanya apakah suntikan membutuhkan suntikan booster lagi karena kekebalan dari suntikan penguat pertama mulai berkurang.

Dalam upaya ini, peneliti berusaha menemukan jawabannya, lapor Medical Xpress.

Baca Juga: Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong

Namun, sekelompok peneliti dari Pusat Medis Sherba Israel mengatakan sebaliknya.

Foto oleh Nataliya Vaitkevich dari Pexels
vaksin Covid-19 (Foto oleh Nataliya Vaitkevich dari Pexels)

Menurut mereka, vaksinasi dosis keempat atau suntikan penguat kedua kemungkinan tidak diperlukan bagi kebanyakan orang karena tidak menambah perlindungan yang signifikan.

Dalam makalah yang mereka unggah di server pracetak medRxiv, peneliti melaporkan hasil perbandingan dari orang yang sudah mendapat booster kedua dengan yang tidak.

Untuk menentukan kemanjuran suntikan booster kedua, para peneliti merekrut 1.000 petugas kesehatan yang telah divaksinasi lengkap dan yang telah menerima suntikan booster.

Sebanyak 274 di antaranya telah menerima booster kedua juga dianalisis. Para peneliti kemudian mengukur tingkat antibodi untuk semua subjek.

Baca Juga: Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement

Peneliti menemukan bahwa meski booster kedua sedikit meningkatkan perlindungan, itu tidak cukup diperlukan. Setidaknya untuk saat ini.

Selain itu, booster kedua juga tidak mengaktifkan sel T, bagian dari sistem kekebalan.

Peneliti mengatakan bahwa kebanyakan orang masih cukup terlindungi dari tiga suntikan vaksin sebelumnya. Namun, mereka menyarankan agar orang tua dan orang yag berisiko tinggi mendapatkan booster kedua jika bisa.