IDAI Kerahkan Satgas Bencana untuk Penanganan Bencana Gempa di Pasaman Sumatera Barat

Risna Halidi Suara.Com
Minggu, 27 Februari 2022 | 16:59 WIB
IDAI Kerahkan Satgas Bencana untuk Penanganan Bencana Gempa di Pasaman Sumatera Barat
IDAI Kerahkan Satgas Bencana untuk Penanganan Bencana Gempa di Pasaman (Dok. IDAI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat baru saja diguncang gempa pada hari Jumat (25/2/2022) lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Komite Tanggap Bencana dan Tim Mitigasi IDI Wilayah Sumatra Barat, terdapat 10 korban yang meninggal dunia akibat bencana gempa bumi tersebut.

Di antara korban meninggal dunia, satu korban di antaranya merupakan anak balita, dan satu korban anak usia remaja. Sementara itu dari data korban yang dirujuk, terdapat satu anak usia 8 tahun akibat patah tulang.

Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) diwakili IDAI Cabang Sumbar, langsung mengirimkan bantuan tenaga medis dua orang dokter spesialis anak dan empat dokter umum residen anak ke lokasi terdampak.

Ketua IDAI Sumatra Barat, Menurut dr Finny Fitry Yani, SpA(K) mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim yang akan turun ke lapangan untuk memitigasi dan penanganan korban bencana terutama anak-anak di wiayah terdampak gempa untuk satu minggu ke depan secara bergiliran.

Baca Juga: Gawat Kali! Pasangan Sesama Jenis Bikin Konten TikTok Ciuman di Area Jam Gadang, Sudah Punya Keluarga dan Anak

IDAI Kerahkan Satgas Bencana untuk Penanganan Bencana Gempa di Pasaman Padang (Dok. IDAI)
IDAI Kerahkan Satgas Bencana untuk Penanganan Bencana Gempa di Pasaman (Dok. IDAI)

Setiap tim akan terdiri dari dua dokter spesialis anak dan empat dokter residen.

"Kami juga berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) wilayah Sumatra Barat dan organisasi profesi medis lainnya serta Basarnas dan BNPB untuk penanganan korban terutama anak-anak."

"Bantuan donasi dari anggota IDAI seluruh Indonesia dipusatkan di IDAI Sumatra Barat dan sebagian besar sudah didistribusikan dalam bentuk barang kebutuhan pokok dan perlengkapan vital terutama untuk anak-anak,” kata dr Finny dikutip dari siaran pers, Minggu (27/2/2022).

Tim Pertama Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat terdiri dari dr Indra Ihsan SpA(K) dan dr Ronaldi Noor, SpA serta empat dokter residen di wilayah Nagari Kajai, yang mendapati tiga korban anak.

Dari tiga anak tersebut, satu anak mengalami kejang demam, satu anak dengan epilepsi putus pengobatan setelah ditangani oleh tim lalu dirujuk ke RS setempat di Pasaman, saat di posko pengungsian, serta satu anak dengan kecurigaan hepatitis A.

Baca Juga: Gempa Pasaman Barat, Korban Meninggal Dunia Bertambah

Dilaporkan Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat, dr Indra Ihsan, SpA(K), dari total sekitar lima ribu pengungsi di wilayah Nagari Kajai, terdapat sekitar 190 anak-anak yang terdiri dari 20 bayi dibawah usia satu tahun, sekitar 50 Balita, dan sekitar 120 anak usia di atas lima tahun hingga 15 tahun.

Pada hari Minggu ini (27/2), Tim kedua dari Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat yang terdiri dari tiga orang dokter spesialis anak yakni dr. Asrawati Sp.A(K), dr.Irwandi Sp.A, dan dr. Riris Juwita Sp.A serta enam dokter residen yang telah tiba di lokasi Nagari Kajai.

Serta ada juga sebagian tim lainnya yang akan menuju Malampah yang jalurnya baru dibuka pada Minggu ini oleh Basarnas.

Ketua Satgas Bencana IDAI Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K) mengatakan, IDAI sudah mendirikan posko kesehatan darurat di Kajai sebagai salah satu pendukung fasilitas Kesehatan Puskesmas Kajai.

Dari pemantauan Tim Satgas Bencana IDAI di dua wilayah terdampak (Kajai dan Malampah), anak-anak di wilayah tersebut mulai terlihat efek bencana pada anak berupa diare karena kurangnya air bersih dan pada saat tenda pengungsian didirikan sehari sebelumnya, hujan masih berlangsung.

Selain diare, Tim Satgas Bencana IDAI yang dimotori oleh Satgas Bencana IDAI Sumatera Barat juga mkhawatir dengan ancaman sejumlah penyakit anak yang mungkin akan terlihat beberapa hari kedepan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Hepatitis A, Malaria, infeksi saluran cerna, penyakit kulit, tipus, dan Covid-19.

Selain itu, kata dr Indra, dikuatirkan masalah stunting yang selama ini sudah terjadi di wilayah Pasaman juga potensi akan memburuk selama masa bencana ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI