Waspada Pneumonia pada Anak, Ini Gejala yang Harus Diperhatikan Orangtua

Vania Rossa Suara.Com
Minggu, 27 Februari 2022 | 09:05 WIB
Waspada Pneumonia pada Anak, Ini Gejala yang Harus Diperhatikan Orangtua
Ilustrasi pneumonia pada anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pneumonia, penyakit yang menyerang paru-paru manusia, bisa menyerang siapa saja, termasuk anak. Penyebabnya adalah bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), dan virus pernapasan syncytial yang masuk melalui pernapasan atau terhirup secara tidak sengaja, lalu memicu respon imun tubuh dan menyebabkan reaksi peradangan.

Penyakit ini cukup menyita perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, pneumonia telah membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, atau 14 persen dari semua kematian anak di bawah lima tahun, dan 22 persen dari semua kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.

Dan menurut Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Cynthia Centauri, Sp.A mengungkapkan, Indonesia pada tahun 2017 sempat menduduki posisi ketujuh di dunia sebagai negara dengan kasus pneumonia tertinggi.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu seorang anak terkena pneumonia, di antaranya imunitas rendah semisal akibat kurang gizi, hunian padat, status ekonomi rendah, penyakit yang menyertai sebelumnya seperti HIV dan campak, polusi udara, asap rokok, dan imunisasi belum lengkap.

Baca Juga: Temuan Baru, Varian Omicron Bisa Menyebabkan Pneumonia

Dikutip dari Antara, anak yang terkena pneumonia umumnya merasakan gejala dan tanda seperti batuk, sesak yang ditandai dengan napas cepat, adanya tarikan dada, napas cuping hidung, tampak biru, serta penurunan saturasi oksigen. Napas cepat pada anak bisa dilakukan melalui pengukuran frekuensi pernapasan dalam satu menit.

Gejala lainnya yang umum timbul yakni pasien sulit makan dan minum, kesadaran menurun yang ditandai dengan lebih banyak tidur atau tampak lemah, demam atau hipotermia, kejang, suara napas tambahan, dan gejala penyerta lain seperti diare, muntah dan sebagainya.

Anak pneumonia dengan gejala ini sebaiknya dirawat di rumah sakit, terutama apabila sudah sulit bernapas atau merintih, ada penurunan saturasi oksigen, sulit makan, atau memiliki penyakit penyerta.

Pada dasarnya pneumonia memiliki derajat, seperti penyakit pada umumnya, yakni mulai dari ringan yang ditandai dengan kondisi anak masih aktif, masih bisa makan dan minum, namun napas agak cepat dan demam ringan. Pada kondisi tersebut anak masih dapat dibawa rawat jalan ke dokter.

Sementara pada derajat yang berat, ditandai dengan napas berat, anak sudah tidak dapat makan dan minum, serta tampak lemas. Apabila kondisi tersebut muncul, segera bawa anak ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdekat.

Baca Juga: Fungsi Oximeter, Alat Pendeteksi Kadar Oksigen dalam Tubuh

Menurut Cynthia, hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah: apabila anak sudah mengalami kondisi napas tersengal-sengal, jangan memberikan mereka makan atau minum untuk menghindari tersedak yang dapat berujung memperberat kondisi anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI