Dokter Deborah Lee, Dokter Fox Online Pharmacy membahas studi tahun 2012 tentang efek kafein pada orang Asia yang mengonsumsi 200 mg kafein per hari dan ditemukan memiliki kadar estrogenik yang lebih tinggi.
Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi faktor penting karena kadar estrogen penting dalam kondisi medis seperti endometriosis, osteoporosis, dan kanker payudara.
"Temuan ini adalah studi observasional kecil dan saat ini wanita tidak perlu berhenti minum kopi. Tapi, perlu penelitian lebih banyak lagi," kata Dokter Deborah Lee dikutip dari Express.
Berkenaan dengan hormon testosteron lain, Dokter Lee membahas studi lain yang menemukan bahwa konsumsi kopi secara teratur bisa meningkatkan kadar testosteron total dan mengurangi kadar estrogen.
"Para penulis mengatakan bahwa kafein bisa bertindak sebagai inhibitor aromatase yang meningkatkan kadar hormon luteinising (LH) untuk memicu produksi testosteron," jelasnya.
Beberapa ahli mengatakan minum kopi saat perut kosong berbahaya, karena tidak ada makanan lain yang bisa mencegah asam mengganggu perut Anda.
Studi telah menemukan bahwa kepahitan kopi dapat menghasilkan produksi asam lambung. Karena itu, banyak orang tidak percaya bahwa kopi mengiritasi perut Anda, gejala gangguan seperti irritable bowel syndrome (IBS), dan gangguan pencernaan.
"Tubuh Anda memiliki hormon kortisol dan ketika Anda stres atau minum kopi bisa menyebabkan peningkatan kadar kortisol tubuh Anda, yang mengakibatkan kenaikan berat badan" jelasnya.
Hal ini juga bisa menyebabkan kelemahan otot, mudah memar pada kulit dan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes.
Baca Juga: Para Ilmuwan Temukan Tes untuk Deteksi Serangan Jantung 3 Tahun Kemudian