Suara.com - Kerabat Ayu Aulia, Adhe, mengatakan bahwa ia menemukan 50 butir paracetamol dan 50 butir antibiotik di apartemen sang model, di kawasan Jakarta Pusat, pada malam percobaan bunuh diri.
"Aku cek kamarnya, ada 50 butir paracetamol, 50 butir antibiotik," kata Adhe, saat dihubungi awak media pada Selasa (22/2/2022).
Bahkan, tampaknya sang model overdosis karena mulutnya sampai keluar busa. Namun, tidak diketahui secara rinci obat apa yang sebenarnya sudah dikonsumsi oleh sang model.
Terlepas dari hal itu, apakah boleh meminum antibiotik dan paracetamol secara bersamaan?
Baca Juga: Selain Sayat Tangan, Ayu Aulia Diduga Tenggak 50 Paracetamol dan Antibiotik buat Bunuh Diri
Antibiotik dan paracetamol memiliki fungsi yang berbeda. Paracetamol berguna untuk menurunkan demam dan penghilang rasa sakit, sementara antibiotik berfungsi untuk menyembuhkan infeksi bakteri.
Kedua obat ini aman dikonsumsi secara bersamaan, untuk sebagian besar antibiotik, menurut The Sun.
Sebab, ada dua jenis antibiotik yang tidak bisa digunakan bersamaan denga paracetamol, yakni isoniazid dan rifampicin. Kedua antibiotik tersebut digunakan untuk mengobati tuberkulosis.
Layanan kesehatan Inggris NHS menjelaskan bahwa meminum antibiotik serta paracetamol seharusnya tidak menimbulkan masalah.
Menurut laman Drugs, cara terbaik untuk menentukan apakah keamanan mengonsumsi dua obat secara bersamaan adalah dengan melakukan pemeriksaan interaksi obat oleh tenaga kesehatan.
Baca Juga: Paracetamol di Sungai Citarum Lebih Tinggi 2 Kali Lipat dari Teluk Jakarta
Misalnya, antibiotik yang dapat memengaruhi hati dapat berinteraksi dengan antibiotik (asetaminofen). Tetapi ini juga bisa menjadi racun bagi hati apabila dikonsumsi berlebihan atau bila dikombinasikan dengan alkohol.
Dosis paling umum paracetamol untuk orang dewasa adalah satu atau dua tablet 500mg. Ini dapat diminum sebanyak empat kali dalam seperiode 24 jam. Setiap dosis harus diberi jeda waktu empat jam.