Gejala Covid-19 Varian Omicron Disebut Lebih Ringan, Tapi Kenapa Masih Ada yang Sakit Parah?

Kamis, 24 Februari 2022 | 14:36 WIB
Gejala Covid-19 Varian Omicron Disebut Lebih Ringan, Tapi Kenapa Masih Ada yang Sakit Parah?
Ilustrasi sakit karena Covid-19 (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dari beberapa hasil penelitian ilmuwan di dunia, hampir semuanya sepakat bahwa infeksi Covid-19 varian Omicron menimbulkan gejala lebih ringan daripada varian Delta.

Tetapi pada sebagian kecil orang, infeksi varian Omicron tetap sangat berbahaya dan berpotensi sebabkan gejala berat hingga kritis.

Pakar mikrobiologi Universitas Indonesia Profesor Amin Soebandrio, PhD., menjelaskan bahwa gejala Omicron bisa makin berat apabila jumlah virus yang masuk banyak. 

"Kenapa seseorang bisa sakit dengan virulensi yang lebih rendah? Kalau dosis virusnya tinggi. Itu mungkin terjadi pada tenaga kesehatan karena setiap hari bertemu dengan pasien. Atau kita berada di kerumunan yang besar, dalam ruangan tertutup, dan orangnya banyak," jelas Profesor Amin, dalam webinar bersama Bank DBS Indonedia, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga: Alert! Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Puncak Gelombang Ketiga Covid-19

Oleh sebab itu, upaya pencegahan dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap harus dilakukan, apa pun jenis varian virus corona penyebab Covid-19, pesan Profesor Amin.

Di samping karakteristik mutasi Omicron yang membuatnya jadi lebih lemah, kondisi antibodi masyarakat Indonesia yang lebih tinggi dari tahun lalu juga berkontribusi ringankan gejala infeksi. 

Profesor Amin menyampaikan, antibodi Covid-19 bisa terbentuk dari vaksinasi maupun karena infeksi alami.

"Ini menunjukkan bahwa kekebalan sudah ada. Jadi kalau kekebalannya tinggi, tidak akan terinfeksi. Tapi kalau kekebalan yang masih rendah, mungkin pada beberapa orang yang belum divaksinasi atau punya komorbid, itu kekebalannya lebih rendah. Jadi resikonya (sakit parah) lebih tinggi," jelasnya.

Data Kementerian Kesehatan per 19 Februari 2022 juga tercatat bahwa dari 123.905 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sebanyak 2.928 orang mengalami gejala berat atau sekitar 2 persen, dan 751 orang (sekitar 1 persen) mengalami kritis.

Baca Juga: Benarkah Prediksi Pemerintah Puncak Omicron Melandai Awal Maret? Ini Kata Ahli

Sementara itu, risiko kematian akibat Covid-19 Omicron lebih rentan terjadi pada kelompok lansia, memiliki komorbid, dan belum divaksinasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI