Kemenkes Ungkap Perbedaan Penanganan Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Delta dan Omicron

Kamis, 24 Februari 2022 | 13:48 WIB
Kemenkes Ungkap Perbedaan Penanganan Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Delta dan Omicron
Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan ungkap bahwa ada sedikit perbedaan dalam penanganan lonjakan kasus Covid-19 varian omicron kali ini jika dibandingkan dengan gelombang kedua akibat paparan delta.

Perbedaan strategi itu didasari karena perbedaan karakter masing-masing varian, di mana omicron lebih ringan gejalanya, sehingga tidak menyebabkan penumpukan pasien Covid-19 di layanan kesehatan.

"Kita belajar kemarin dengan varian delta yang juga cepat penularannya dan kita lihat tingkat keparahannya luar biasa. Pada waktu itu (kasus harian tertinggi) 56.000 dengan angka kematian mencapai 2.500 per hari. Kalau sekarang kita lihat (kasus harian tertinggi) 64.700 kasus, tapi kematian 180. Jadi digitnya beda," jelas Nadia dalam webinar bersama Bank DBS Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Perbandingan tingkat keterisian tempat tidur pada pasien Covid-19 juga sangat berbeda. Kemenkes mencatat, saat lonjakan varian delta, bed occupancy rate (BOR) di DKI Jakarta sudah sampai 95 persen. Sedangkan BOR nasional lebih dari 60 persen.

Baca Juga: Kasus Varian Omicron di Kabupaten Bangka Bertambah 35 Orang

Sementara lonjakan kasus akibat omicron saat ini, BOR nasional 30 persen dan DKI Jakarta 54 persen.

"Melihat kondisi ini, juga kita banyak belajar dari kondisi negara lain, tentunya strategi mungkin agak berbeda. Jadi kita tidak menarik rem darurat seperti varian delta," ucap Nadia.

Memang aturan pembatasan mobilitas melalui PPKM masih tetap diberlakukan. Hanya saja, level PPKM saat ini lebih rendah daripada lonjakan kedua pada periode Juni-Juli 2021 lalu.

"Itu artinya sudah pengurangan, sambil percepatan vaksinasi juga testing dan tracing. Apapun variannya, sebetulnya sama saja karena penyakitnya Covid-19. Hanya saja, intensitas dan respon kita sangat tergantung dengan pola yang terjadi," pungkas Nadia.

Baca Juga: Awas! Ini Bahayanya Varian Omicron Terhadap Anak Menurut IDAI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI