Suara.com - Pemerintah Indonesia dalam sejumlah kesempatan memprediksi bahwa kasus Covid-19 di Indonesia yang dipicu gelombang omicron akan reda pada akhir Februari atau awal Maret 2022. Hal itu salah satunya sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia menyebut puncak gelombang Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret mendatang. Hal itu berdasarkan hasil pemantauan kasus Covid-19 di Afrika Selatan, di mana Omicron awalnya berkembang.
Tapi bagaimana prediksi para peneliti epidemiologi terkait pendapat tersebut? Pakar mikrobiologi Universitas Indonesia Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, mengatakan bahwa prediksi tersebut menurutnya masih sesuai dengan pengalaman dari negara lain.
"Kalau kita lihat kurva di negara lebih dulu mengalami puncak omicron sudah banyak puncak terjadi dua tiga bulan sejak pertama kali, kita harapkan Indonesia seperti itu, " ujar Amin dalam diskusi DBS Asian Insight Conference 2022, Economy & Environment: Towards a Revolutionary Future, di Youtube KataData, Kamis, (24/2/2022).
Baca Juga: 4 Cara Cepat Sembuh dari Omicron: Berjemur, Olahraga Ringan hingga Makan Makanan Bernutrisi
Amin juga mengatakan bahwa kemungkinan kurva menurun pada saat bulan Ramadan sangat mungkin. Hal itu berkaca dari negara lain yang punya perhitungan kurang lebih serupa.
"Mudah-mudahan tidak terjadi suatu yang luar biasa. Tapi kita lihat bulan Maret bulan puasa ada beberapa aktivitas yang membuat masyarakat berkumpul, tarawareh, hari raya. Tahun lalu kita berhasil mengendalikan masyarakat sampai lebaran tapi setelah lebaran terjadi penginkatan sehingga kita melihat lonkakkan," kata dia.
Oleh sebab itu, belajar dari pengalaman tersebut bahwa langkah pemerintah untuk mengedukasi masyarakat mesti terus dilakukan. Selain itu protokol kesehatan 5M dan langkah 3T yang dilakukan oleh pemerintah juga harus tetap digalakkan.
Senada dengan Amin, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, bahwa dengan menggunakan pola dari berbagai negara yang telah mengalami puncak kasus omicron, kondisi serupa kemungkinan terjadi pula di Indonesia.
"Kalau pakai pola itu, kita berharap akhir Februaru atau awal Maret, itu walaupun itu negara- negara Eropa. Kalau lihat Malaysia masih naik, Jepang naik tingi, Korea naik, ini bervariasi, gelombang keempat naiknya sekitar dua bulan, kita harapkan itu yang akan terjadi," ujar dia.
Kemudian, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Indonesia Siti Nadia Tarmizi berpandangan bahwa transisi dari fase pandemi menuju endemi bukanlah keputusan sepihak, melainkan membutuhkan pemberitahuan secara resmi dari WHO. Oleh karena itu, saat ini yang dapat dilakukan adalah mengadakan kebijakan-kebijakan yang menyeimbangkan kepentingan kesehatan dan juga kepentingan ekonomi, sehingga Indonesia dapat tetap bertumbuh secara finansial.