Para Ilmuwan Temukan Tes untuk Deteksi Serangan Jantung 3 Tahun Kemudian

Kamis, 24 Februari 2022 | 11:42 WIB
Para Ilmuwan Temukan Tes untuk Deteksi Serangan Jantung 3 Tahun Kemudian
Ilustrasi Serangan Jantung/freepik/jcomp
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah tes sederhana bisa memprediksi risiko serangan jantung fatal dalam 3 tahun ke depan.

Mulanya, tes darah di rumah sakit digunakan untuk mendiagnosis penyakit lain. Tetapi, sekarang tes darah ini bisa digunakan untuk memprediksi risiko serangan jantung kedepannya.

Para ahli di British Heart Foundation mengatakan bahwa setiap 5 menit di Inggris, seseorang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.

Para peneliti di Institut Jantung dan Paru Nasional, Imperial College London menemukan bahwa mengukur kadar protein C-reaktif (CRP) bisa mengidentifikasi dengan lebih baik seseorang yang berisiko meninggal dalam 3 tahun ke depan.

Baca Juga: Daikin Klaim Teknologi Streamer Mampu Matikan Virus Corona

Protein ini bisa ditemukan dalam darah seseorang setelah serangan jantung. Hasilnya, tes sederhana ini bisa memastikan mereka yang paling membutuhkannya diberikan perawatan medis lebih cepat.

Ilustrasi serangan jantung (Shutterstock).
Ilustrasi serangan jantung (Shutterstock).

Mereka yang diidentifikasi berisiko rendah menderita serangan jantung bisa dipulangkan.

Saat ini, dokter mengira seseorang yang mengalami serangan jantung untuk melakukan tes darah guna troponin. Troponin adalah protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika jantung rusak.

Kini, para ilmuwan mengatakan bahwa mengukur tingkat CPR pada waktu yang sama bisa memberikan gambaran lebih rinci untuk menunjukkan pasien mana yang lebih berisiko mengalami serangan jantung.

Para peneliti melihat data lebih dari 250 ribu pasien yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.

Baca Juga: Mengkhawatirkan, Inilah Risiko Buruk Saat Virus Corona Menulari Hewan dan Kembali ke Manusia

Biasanya tingkat CRP dalam darah adalah 2 mg/L atau kurang. Tetapi, mereka menemukan peningkatan kadar CRP 10-15 mg/L pada mereka yang memiliki tes troponin positif, yang mana diprediksi berisiko mengalami serangan jantung 3 tahun kemudian.

Hasil penelitian ini bisa menjaddi acuan untuk memberikan pengobatan yang lebih tepat sasaran pada pasien serangan jantung. Sehingga para ilmuwan percaya ini bisa membantu pada ahli menentukan perawatan medis terbaik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI