Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana untuk mendirikan pusat kedua pembuatan vaksin mRNA Covid-19.
Tempat tersebut dibangun untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memproduksi vaksin mRNA sendiri.
Sayangnya, Kepala WHO Tedros Adhanom tidak menyebutkan negara-negara yang akan dilibatkan dalam perluasan proyek tersebut. Dia mengatakan rincian lebih lanjut akan diumumkan kemudian.
Para menteri kesehatan dari Korea Selatan, Serbia, Vietnam, Argentina dan menteri luar negeri Indonesia dijadwalkan untuk mengambil bagian dalam briefing bersama WHO di hub transfer teknologi pada Rabu (23/2) waktu setempat.
Baca Juga: Aturan Baru, Syarat Mendapat Vaksin Booster Lansia
Berita itu muncul setelah WHO mendirikan pusat transfer teknologi di Cape Town, Afrika Selatan, tahun lalu untuk memberikan pengetahuan kepada perusahaan-perusahaan dari negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah dalam memproduksi vaksin Covid-19 berdasarkan teknologi mRNA.
Afrigen Biologics di Cape Town telah menggunakan urutan vaksin Moderna yang tersedia untuk umum dalam proses produksi vaksin sendiri dari suntikan Covid-19 perusahaan AS di laboratorium.
Pekan lalu, enam negara Afrika yakni Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, dan Tunisia mendaftar sebagai yang pertama di benua itu untuk menerima teknologi produksi vaksin mRNA yang sesuai dengan standar internasional.
Dikutip dari Channel News Asia, Tedros mengungkapkan bahwa sejauh ini telah ada 20 negara menyatakan minatnya untuk mendapatkan pelatihan tentang pengembangan vaksin mRNA oleh hub Afrika Selatan tersebut.
Baca Juga: Rentan dan Angka Kematian Tinggi, Kapolri Minta Vaksinasi Booster Bagi Lansia Terus Digencarkan