Benarkah Kalau Terinfeksi Omicron Bisa Kebal dari Varian Lainnya? Peneliti Paparkan Faktanya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 23 Februari 2022 | 17:55 WIB
Benarkah Kalau Terinfeksi Omicron Bisa Kebal dari Varian Lainnya? Peneliti Paparkan Faktanya
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak ditemukan di Afrika Selatan, varian omicron perlahan mendominasi di seluruh dunia. Meskipun masih banyak yang belum diketahui, penelitian menunjukkan bahwa varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian sebelumnya.

Sejauh ini gejala omicro tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada kebanyakan orang. Sekitar 500 ribu orang di seluruh dunia telah meninggal karena Covid-19 sejak November lalu, ketika Omicron muncul.

Sejak itu, para ilmuwan telah mencoba untuk menentukan apakah infeksi luas dengan omicro, vaksin Covid-19, atau keduanya, dapat memberikan perlindungan terhadap varian lain.

Dilansir dari Medical News Today, peneliti dari National Institute for Communicable Diseases dan institusi lain di Afrika Selatan melakukan penelitian untuk mengetahuinya.

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Mereka mengidentifikasi bahwa divaksinasi terhadap Covid-19 dan kemudian mengalami infeksi "terobosan" dari varian Omicron dapat meningkatkan perlindungan terhadap varian SARS-CoV-2 lainnya.

Tim peneliti percaya hasil studi mereka mungkin memiliki implikasi untuk membuat generasi berikutnya dari vaksin Covid-19 berdasarkan Omicron. Temuan mereka muncul di arsip online pra-cetak medRxiv, yang melaporkan studi pendahuluan yang tidak ditinjau oleh rekan sejawat.

Menurut tim peneliti, pengawasan genomik — melacak materi genetik varian SARS-CoV-2 — menunjukkan varian Beta dan Delta masih ada di Afrika Selatan.

Pengetahuan ini membantu mendorong studi baru ini yang dipimpin oleh Prof. Penny L. Moore, profesor riset dan Ketua Penelitian DST/NRF Afrika Selatan Dinamika Virus-Host di Universitas Witwatersrand (Wits) dan Institut Nasional untuk Penyakit Menular, dan penelitian associate di CAPRISA, Universitas KwaZulu-Natal.

Untuk penelitian tersebut, Prof. Moore dan timnya menggunakan sampel darah dari tujuh penduduk Afrika Selatan yang divaksinasi dan 20 tidak divaksinasi yang sebelumnya telah tertular Covid-19 selama gelombang pandemi Omicron. Dari tujuh individu yang divaksinasi, dua telah menerima Johnson & Johnson, dan lima menerima vaksin Pfizer.

Baca Juga: Tak Hanya Komorbid, COVID-19 Berbaya untuk Siapa? Ini Penjelasan Ahli

Para ilmuwan menguji sampel darah untuk melihat apakah paparan varian Omicron menciptakan antibodi yang memicu respons imun tertentu terhadap varian Beta dan Delta. Ini disebut respons humoral, di mana sel-sel tertentu di bagian plasma darah belajar membuat antibodi terhadap antigen tertentu. Antigen adalah molekul atau zat asing yang membuat mereka menghasilkan respon imun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI