Suara.com - Covid-19 varian Omicron kini telah mendominasi infeksi virus corona di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa varian tersebut telah mencapai 98 persen dari jumlah kasus positif saat ini.
Hanya dalam waktu tiga bulan, Omicron telah menyebar ke 157 negara, data pada situs Gisaid. Inggris dan Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 Omicron terbanyak. Inggris tercatat memiliki 539.571 kasus, sementara Amerika Serikat 488.332 kasus.
Sementara itu, Indonesia ada diperingjat ketiga di Asia dengan jumlah kasus Omicron 6.580 kasus. Hanya di bawah India dengan 15.401 kasus dan Jepang 13.016 kasus.
Bagaimana perjalanan Omicron bisa mendominasi kasus Covid-19 hanya dalam waktu 3 bulan? Suara.com kembali merangkum latar belakang kemunculan dan penyebaran virus corona SARS Cov-2 varian Omicronsecara global.
Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Kabarkan BOR di 140 RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Turun Jadi 55 Persen
1. Ditemukan Ilmuwan Adrika Selatan
Varian Omicron yang memiliki kode ilmiah B.1.1.529 itu pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada sekitar 23 November 2021. Saat itu, kasus Covid-19 global masih didominasi oleh varian Delta.
Namun, dari hasil penelitian, para ilmuwan mendeteksi varian baru dengan jumlah mutasi sangat banyak. Mereka memperkirakan, mutasi itu muncul akibat lonjakan infeksi hingga 10 kali lipat di Afrika Selatan sejak awal November 2021.
Saat pertama kali ditemukan, kasus Omicron -saat itu masih disebut B.1.1.529- baru ditemukan sekitar 22 kasus positif varian, berdasarkan pengurutan genom yang dilakukan Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan.
2. Ditetapkan Menjadi Variant of Concern oleh WHO
Baca Juga: Daftar Lengkap Gaji dan Tunjangan Perawat RS Non-PNS di Semua Provinsi di Indonesia
Tak sampai sepekan, WHO langsung mengadakan rapat internal pada Jumat (26/11). Kemudian mengumumkan nama varian B.1.1.529 dengan sebutan Omicron, diambil dari huruf Yunani seperti varian sebelumnya.
Di waktu yang sama, WHO juga menyatakan bahwa Omicron ditetapkan sebagai variant of concern atau varian yang dikhawatirkan karena terbukti lebih cepat menular dibandingkan varian lain.
3. Tersebar ke Banyak Negara Melalui Perjalanan Luar Negeri
Inggris termasuk salah satu negara yang pertama kali melaporkan kasus Omicron pada akhir November 2021. Padahal negara itu telah menutup pintu masuk internasional sejumlah negara Afrika yang diketahui memiliki kasus Omicron.
Inggris juga memberlakukan aturan isolasi terhadap pelancong yang datang dari semua negara. Isolasi dilakukan sampai menerima hasil negatif tes PCR.
Selain Inggris, negara lain yang mendeteksi adanya kasus Omicron di antaranya, Australia, Jerman, Israel, Italia, Republik Ceko, hingga Hong Kong.
Kebanyakan negara tersebut langsung melakukan pengetatan karantina bagi pelancong yang baru pulang dari luar negeri, terutama kedatangan wilayah Afrika.
4. Lonjakan Kasus Positif Mulai Terlihat
Pada Desember 2021, lonjakan kasus positif Covid-19 di seluruh dunia terjadi secara bertahap di banyak negara.
Lantaran varian Delta saat itu juga masih mendominasi, WHO sempat memperingatkan ancaman kembar. Kepala WHO Tedros Adhanom mengatakan, ancaman kembar antara Delta dan Omicron berisiko sebabkan tsunami Covid-19.
Benar saja, pada 29 Desember 2021, total kasus Covid-19 global mencapai 1 juta per hari, menjadi rekor baru selama pandemi. Hingga saat ini, jumlah kasus positif harian di seluruh dunia terus mencapai jutaan infeksi setiap hari.