Tanyakan apa yang bisa dilakukan agar mereka dapat merasa lebih baik. Setelah ia bercerita, ingatlah untuk berterima kasih dan mengakui keberaniannya karena ia mau membagikan perasaannya.
Saat mereka berbicara, sebaiknya jangan bersikap berikut:
- Menyela atau memotong pembicaraan.
- Menyebut cerita mereka "cuma mencari-cari perhatian".
- Menertawakan atau menyindir ceritanya atau tindakannya.
- Memarahi, menghakimi, mengeluarkan prasangka atau asumsi negatif.
- Membanding-bandingkan kondisi dirinya dengan Anda atau orang lain.
- Menyebut mereka "kurang dekat dengan Tuhan" atau mempertanyakan keimanannya.
- Memberikan nasihat, kecuali jika diminta. Ingat, mereka membutuhkan orang yang bisa mendengar, bukan mencarikan solusi.
4. Langsung Tanyakan Alasan Ingin Bunuh Diri
Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, "Apakah kamu memiliki pemikiran bunuh diri?" atau "Apakah kamu memikirkan untuk mengakhiri hidupmu?"
Menanyakan seseorang tentang pemikiran bunuh diri tidak akan meningkatkan risiko orang tersebut melakukan tindakan bunuh diri. Jika ia menjawab “Ya”, tanyakan lebih lanjut untuk mengenali tingkat risikonya.
Jangan mengajukan pertanyaan yang bermuatan atau menghakimi seperti “Kamu tidak berpikir melakukan sesuatu yang bodoh, kan?”.
Hindari reaksi negatif dan usahakan untuk terlihat tenang, percaya diri, dan berempati.
5. Cari Tahu Tingkat Risiko Bunuh Dirinya
Jika seseorang yang Anda kenal berkata bahwa ia ingin bunuh diri, atau menunjukkan tanda-tanda peringatan bunuh diri, langsung periksa dan tentukan tingkat risikonya.
Baca Juga: 7 Fakta Percobaan Bunuh Diri Ayu Aulia: Putus dengan Zikri Daulay hingga Urusan dengan RO
Jangan abaikan atau menganggap keinginan itu sekadar mencari perhatian. Tanyakan kepadanya mengenai hal yang mempengaruhi keamanannya, seperti: