Belajar dari Kasus Ayu Aulia, Lakukan 5 Langkah Ini Pada Orang yang Menunjukkan Tanda Ingin Bunuh Diri

Rabu, 23 Februari 2022 | 12:46 WIB
Belajar dari Kasus Ayu Aulia, Lakukan 5 Langkah Ini Pada Orang yang Menunjukkan Tanda Ingin Bunuh Diri
Ilustrasi Orang yang Menunjukkan Tanda Ingin Bunuh Diri. [Elements Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Percobaan bunuh diri yang dilakukan model Ayu Aulia mengingatkan kita semua akan banyaknya kasus serupa di luar sana. Dan agar kasus ini tak lagi terjadi, perlu uluran tangan kita untuk membantu mereka yang menunjukkan tanda ingin bunuh diri.

Ayu Aulia sendiri ditemukan dengan mulut berbusa dan tangan tangan penuh sayatan berdarah di apartemennya di Jakarta Pusat. Ia ditemukan oleh Adhe, saudaranya, setelah mendobrak pintu kamar Ia sempat tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit.

Percobaan bunuh diri seperti yang dilakukan Ayu Aulia sebenarnya bisa dicegah. Mengutip Into The Light, Rabu (23/2/2022), jika kita mendapatkan teman atau orang yang dikasihi menunjukan tanda ingin bunuh diri, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan bertanya.

Membicarakan tentang keinginan bunuh diri dengan seseorang tidak akan memicu orang tersebut untuk bunuh diri. Justru, dengan menanyakan hal tersebut, akan memberi kesempatan bagi mereka untuk bercerita dan mengungkapkan perasaannya, sehingga dapat melepaskan perasaan negatif di dalam diri sekaligus mengurangi risiko seseorang mencoba melakukan bunuh diri.

Baca Juga: 7 Fakta Percobaan Bunuh Diri Ayu Aulia: Putus dengan Zikri Daulay hingga Urusan dengan RO

Berikut ini adalah beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang yang punya keinginan bunuh diri untuk melakukan aksinya:

1. Siapkan Diri untuk Mendekatinya

Perlu diingat, ada kemungkinan mereka memiliki pandangan dan sikap mengenai bunuh diri yang berbeda, terutama jika mereka berasal dari latar belakang, budaya, dan agama yang berbeda.

Pastikan bahwa Anda sudah siap sebelum mendekati orang tersebut. Tanyakan pada pada diri sendiri beberapa pertanyaan untuk memastikan kesiapan diri.

Pertanyaannya seperti “Apakah kondisiku sedang baik?”, “Bisakah aku meluangkan waktu untuknya?”, dan “Apakah aku bersedia mendengarkan dengan tulus?”.

Baca Juga: Polisi Akhirnya Ungkap Motif di Balik Ayu Aulia Coba Akhiri Hidup

Jika merasa tidak siap atau tidak mampu, sebaiknya jangan menawarkan bantuan. Sadari bahwa kemampuan kita terbatas. Carilah orang lain yang dianggap bisa.

Jika berhadapan dengan teman yang meminta bantuan tapi merasa tidak mampu, Anda bisa berkata, “Mohon maaf, kondisiku sedang tidak baik. Apakah ada orang lain yang kamu bisa hubungi?“

2. Mulai Percakapan

Bersikaplah tenang, dan katakan kepada mereka bahwa Anda peduli dengan kondisinya, dan ingin menawarkan pertolongan. Katakan, "Kamu tidak terlihat seperti biasanya belakangan ini. Apa yang terjadi?"

Atau, bis ajuga dengan mengatakan, "Aku khawatir dengan kondisimu yang [...]. Apakah kamu baik-baik saja?"

Jika ia menolak berbicara pada saat itu, hargai pilihannya. Anda bisa mengatakan hal seperti, “Kamu bisa menghubungi aku jika kamu mau cerita nanti.”

Tunjukkan bahwa Anda ada dan bersedia untuk membantu mereka. Tidak perlu memaksakan diri jika mereka menolak, karena hal itu akan membuat mereka semakin menolak keberadaanmu dan berpotensi menolak segala jenis bantuan.

3. Beri Ruang untuk Didengar

Jadilah pendengar yang aktif, dengan bersikap suportif, pengertian, dan memberi perhatian penuh. Tanyakan kepadanya apa yang ia pikirkan dan rasakan.

Yakinkan dirinya bahwa Anda akan mendengarkan apa pun yang ia katakan tanpa menghakimi. Biarkan dia berbicara mengenai pikiran, perasaan, dan alasan ia ingin bunuh diri.

Beritahukan bahwa tidak apa-apa membicarakan mengenai hal-hal yang mungkin menyakitkan, bahkan jika itu sulit. Berikan juga ia ruang untuk meluapkan emosinya, seperti menangis, marah, atau berteriak. Dia mungkin akan merasa lebih lega setelah melakukan hal tersebut.

Tanyakan apa yang bisa dilakukan agar mereka dapat merasa lebih baik. Setelah ia bercerita, ingatlah untuk berterima kasih dan mengakui keberaniannya karena ia mau membagikan perasaannya.

Saat mereka berbicara, sebaiknya jangan bersikap berikut:

  • Menyela atau memotong pembicaraan.
  • Menyebut cerita mereka "cuma mencari-cari perhatian".
  • Menertawakan atau menyindir ceritanya atau tindakannya.
  • Memarahi, menghakimi, mengeluarkan prasangka atau asumsi negatif.
  • Membanding-bandingkan kondisi dirinya dengan Anda atau orang lain.
  • Menyebut mereka "kurang dekat dengan Tuhan" atau mempertanyakan keimanannya.
  • Memberikan nasihat, kecuali jika diminta. Ingat, mereka membutuhkan orang yang bisa mendengar, bukan mencarikan solusi.

4. Langsung Tanyakan Alasan Ingin Bunuh Diri

Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, "Apakah kamu memiliki pemikiran bunuh diri?" atau "Apakah kamu memikirkan untuk mengakhiri hidupmu?"

Menanyakan seseorang tentang pemikiran bunuh diri tidak akan meningkatkan risiko orang tersebut melakukan tindakan bunuh diri. Jika ia menjawab “Ya”, tanyakan lebih lanjut untuk mengenali tingkat risikonya.

Jangan mengajukan pertanyaan yang bermuatan atau menghakimi seperti “Kamu tidak berpikir melakukan sesuatu yang bodoh, kan?”.

Hindari reaksi negatif dan usahakan untuk terlihat tenang, percaya diri, dan berempati.

5. Cari Tahu Tingkat Risiko Bunuh Dirinya

Jika seseorang yang Anda kenal berkata bahwa ia ingin bunuh diri, atau menunjukkan tanda-tanda peringatan bunuh diri, langsung periksa dan tentukan tingkat risikonya.

Jangan abaikan atau menganggap keinginan itu sekadar mencari perhatian. Tanyakan kepadanya mengenai hal yang mempengaruhi keamanannya, seperti:

  • Niatan: "Apakah kamu ingin bunuh diri?"
  • Rencana: "Apakah kamu sudah merencanakan untuk mengakhiri hidup kamu?"
  • Cara: "Dengan cara apa kamu akan bunuh diri?"
  • Akses: "Apakah kamu sudah mengambil langkah untuk mendapatkan sarana bunuh diri?"
  • Waktu: "Kapan kiranya kamu akan bunuh diri?".

Jika mereka ternyata memiliki risiko yang tinggi, seperti akan melakukan bunuh diri dalam waktu dekat, segeralah mencari bantuan dengan menghubungi layanan darurat atau mintalah izin untuk membawa atau mengantar mereka ke IGD rumah sakit terdekat.

Catatan Redaksi:

Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021-9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI