Efek Olahraga pada Anak Muda dan Orang Tua Berbeda, Ini Sebabnya

Selasa, 22 Februari 2022 | 14:41 WIB
Efek Olahraga pada Anak Muda dan Orang Tua Berbeda, Ini Sebabnya
Ilustrasi pasangan lansia yang sehat dan bugar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa cabang olahraga tidak bisa dilakukan orang-orang yang berusia 40 tahun ke atas. Ada beberapa alasan yang membuat cabang olahraga tertentu tidak cocok bagi orang usia tertentu.

Perlu diketahui bahwa orang muda dan tua membentuk otot sebagai hasil dari olahraga dengan cara yang berbeda. Cara tubuh seseorang merespons aktivitas fisik berubah seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi telah berusaha memahami proses biologis yang mempengaruhi cara tubuh bereaksi terhadap olahraga dan diet.

Studi itu menemukan bahwa tubuh orang tua sudah tidak efisien dan bereaksi agak lambat dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Itu karena orang tua sudah kesulitan untuk membangun kekuatan.

Baca Juga: WHO: Varian Virus Corona yang Lebih Menular dan Bahaya Masih Bisa Muncul

Tapi dilansir dari Times of India, bukan berarti seseorang harus berhenti olahraga seiring bertambahnya usia.

ilustrasi olahraga (Unsplash)
ilustrasi olahraga (Unsplash)

Sebaliknya, Anda justru semakin perlu untuk menggerakkan tubuh agar tetap bugar seiring bertambahnya usia.

Pada orang yang lebih tua, gen yang merespons latihan resistensi dan latihan kekuatan lainnya cukup tidak aktif.

Pada pria yang lebih muda, ada 150 gen yang ekspresinya berubah. Pada orang tua, perubahan hanya diamati pada 42 gen.

Pengamatan ini telah menjelaskan cukup baik perbedaan reaksi yang ditimbulkan oleh jenis olahraga yang sama pada orang yang dari berbagai usia.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Inggris Akan Hidup Berdampingan dengan Virus Corona Covid-19

Meskipun orang tua tidak mendapatkan banyak massa otot setelah olahraga, terutama latihan kekuatan, hal ini tidak boleh dijadikan alasan enggan olahraga. Manfaat olahraga tetap tidak pernah berkurang hinggal nol.

Berolahraga terbukti mengurangi risiko menjadi cacat hingga 20 persen. Aktivitas fisik juga membantu mereka mendapatkan manfaat kesehatan lainnya mencakup fleksibilitas yang lebih baik, peningkatan kekuatan dan mobilitas yang lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI