Tahun Ketiga Pandemi COVID-19, Kelelahan Psikologis Bisa Bikin Penanganan Kendor

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 22 Februari 2022 | 01:05 WIB
Tahun Ketiga Pandemi COVID-19, Kelelahan Psikologis Bisa Bikin Penanganan Kendor
Ilustrasi Pandemi Covid-19 (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar penyakit menular kenamaan Amerika Serikat Anthony Fauci mewaspadai adanya kelelahan psikologis yang dirasakan oleh seluruh masyarakat, saat dunia memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19.

Ia menegaskan bahwa tidak ada solusi sempurna untuk kebutuhan perlindungan warga negara AS dari infeksi COVID-19 di tengah kelelahan menghadapi pandemi.

Dalam sebuah laporan yang baru-baru ini dilansir oleh surat kabar Lianhe Zaobao berbahasa China, Fauci menyebutkan bahwa negara-negara bagian AS sedang menghadapi pilihan yang berat dalam upaya mereka untuk menyeimbangkan kebutuhan perlindungan bagi warga negara dan kelelahan yang kian bertambah memasuki tahun ketiga.

"Tidak ada solusi yang sempurna untuk hal ini," kata Fauci yang menjadi bagian dari Tim Satgas COVID-19 Gedung Putih saat wawancara dengan Reuters, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Punya Gangguan Imun, Warga Italia Diminta Lakukan Vaksin Booster Dosis Keempat

Pernyataan itu dibuat dengan latar belakang bahwa pejabat kesehatan AS mengaku sedang mempersiapkan pedoman COVID-19 baru mengenai banyak aspek penanggulangan virus begitu lonjakan kasus Omicron surut.

Ia mengakui bahwa risiko salah mengambil kebijakan, misalnya dengan terlalu cepat mencabut kewajiban bermasker, bisa mengendurkan penanganan pandemi, membuat risiko penularan kembali meningkat.

Sementara itu diberitakan sebelumnya dari Channel News Asia, beberapa negara bagian, termasuk New Jersey, New York, California, Connecticut, Delaware dan Oregon bahkan telah menghapus aturan wajib masker di sekolah atau tempat umum lainnya mulai beberapa minggu mendatang.

"Fakta bahwa dunia dan Amerika Serikat hanya sampai di sini dengan Covid. Mereka benar-benar perlu mendapatkan hidup mereka kembali. Anda tidak boleh sembrono dan melupakan (aturan Covid-19) segalanya, tetapi Anda harus mulai beranjak ke arah (hidup normal) itu," kata Fauci.

Meski angka kematian akibat Covid-19 di AS masih tetap tinggi, dengan sekitar 2.200 orang meninggal setiap hari. Menurut pemerintah, kebanyakan dari mereka belum divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Pemberian Vaksin Booster Dinilai Lambat, Warga Jepang Tak Puas dengan PM Kishida

Sementara itu, rata-rata kasus mingguan Covid-19 sekitar 147 ribu atau turun 40 persen dari minggu sebelumnya, menurut data pemerintah. Selama periode yang sama, penerimaan rumah sakit turun sekitar 28 persen menjadi 9.500 per hari.

Fauci mengakui bahwa kebijakan yang direvisi negara dapat melibatkan pertukaran dan beberapa infeksi yang tidak perlu. Tetapi terlalu mengetatkan aturan juga berbahaya.

"Dampaknya bisa pada kesehatan mental, pada perkembangan anak-anak, berdampak pada sekolah. Aakah itu seimbang dengan mencoba menjadi benar-benar murni dan melindungi dari infeksi? Saya tidak punya jawaban yang tepat untuk itu," ucap Fauci.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI