Konsumsi Obat Diet untuk Menurunkan Berat Badan, Amankah?

Senin, 21 Februari 2022 | 19:30 WIB
Konsumsi Obat Diet untuk Menurunkan Berat Badan, Amankah?
Ilustrasi obat diet atau penurun berat badan (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi sejumlah orang, menurunkan berat badan bukan perkara mudah. Perlu konsistensi menjaga pola makan dan diimbangi dengan olahraga teratur.

Tetapi beberapa orang mungkin ingin hasil secara instan sehingga memilih untuk konsumsi obat diet yang diklaim bisa menurunkan berat badan.

Obat diet sebenarnya tidak terlalu buruk, bahkan bermanfaat bila konsumsinya memang berdasarkan anjuran dokter.

Konsultan senior di Departemen Endokrinologi Rumah Sakit Umum Singapura Dr Lee Phong Ching mengatakan bahwa orang yang obesitas bisa saja diresepkan obat diet untuk membantu menurunkan berat badan.

Baca Juga: Dukung Perkembangan Olahraga, Kemenpora dan Menko Perekonomian Lengkapi Alat Olahraga di UWKS

"Obat penurun berat badan dapat diresepkan untuk mereka yang mengalami obesitas dan harus digunakan bersama dengan modifikasi gaya hidup melalui diet dan olahraga," kata Dr Lee, dikutip dari Channel News Asia.

Karakteristik obesitas didefinisikan dengan Indeks Massa Tubuh atau BMI yang lebih tinggi dari 30.

Dokter Lee menyarankan, bagi orang yang terlalu obesitas hingga menganggu kesehatan memang sebaiknya menjalani diet dengan bantuan dokter.

Dokter residen di DTAP Clinic Dr Shariff Rizwan menyampaikan, biasanya dalam persiapan program diet, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang kondisi kesehatan, riwayat penyakut yang dialami, juga terkait manajemen berat badan sebelumnya, metode yang digunakan, dan aktivitas harian.

Detelahnya dikonfirmasi dengan pemeriksaan kesehatan, berupa pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan.

Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Mentimun untuk Kesehatan, Bisa Menurunkan Berat Badan!

"Tes darah mungkin disarankan untuk memastikan pasien tidak memiliki kondisi medis apa pun yang mungkin terkait dengan BMI tinggi sejak awal. Namun, ini mungkin tidak selalu diperlukan untuk semua pasien," kata Dr Shariff.

Apabila kondisi tubuh memungkinkan, dokter bisa saja meresepkan obat diet pada akhir konsultasi pertama.

Ada tiga obat penurun berat badan yang paling banyak diresepkan di klinik dan rumah sakit dokter umum di Singapura. Di antaranya, Phentermine, orlistat, dan liraglutide.

Cara kerja obat phentermine untuk menekan napsu makan. Bentuk obat dalam bentuk tablet yang dulunya merupakan komponen dalam kombinasi obat penurun berat badan yang sangat populer yang dikenal sebagai fen-phen ("fen" dari fenfluramine dan "phen" dari phentermine) pada 1990-an.

Sedangkan orlistat berupa tablet oral yang bekerja dengan menghambat fungsi lipase, enzim pencernaan yang memecah lemak makanan untuk digunakan atau disimpan.

Ketika dikonsumsi dengan makanan, sekitar 25 persen dari lemak yang masuk dalam tubuh tidak dipecah, melainkan dihilangkan melalui buang air besar.

Orlistat direkomendasikan untuk pasien yang mungkin memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi atau penyakit jantung. Obat itu juga digunakan setelah penurunan berat badan tercapai, fengan tujuan menjaga berat badan.

Berbeda dengan dua obat sebelumnya, liraglutide harus disuntikkan setiap hari. Obat itu bekerja dengan membantu pankreas melepaskan jumlah insulin yang tepat dan memindahkan gula ke jaringan untuk digunakan sebagai energi.

Suntikan obat itu juga untuk memperlambat pengosongan lambung dan dapat menurunkan napsu makan. Namun, liraglutide hanya diresepkan untuk pasien diabetes tipe 2.

Tetapi, apakah obat diet itu berhasil dalam menurunkan berat badan?

Berdasarkan studi di Singapura yang mengamati penurunan berat badan selama 6 sampai 12 bulan, sebanyak 70 persen pasien yang diberi obat mengalami penurunan berat badan yang efektif, dibandingkan 5 persen pada kelompok plasebo, kata Dr Shariff.

"Sesuai kebanyakan kondisi, manajemen berat badan tidak dapat hanya mengandalkan obat-obatan, dan seringkali, membutuhkan pola makan sehat dan olahraga juga," ujar Shariff.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI