Suara.com - Dopamin dan serotonin merupakan neurotransmitter, pembawa pesan kimia yang mengirimkan sinyal antar sel. Tugasnya adalah mengatur fungsi tubuh, seperti suasana hati, tidur, dan pencernaan.
Sementara dopamin dan serotonin memiliki efek serupa pada tubuh, keduanya bekerja secara berbeda.
Berdasarkan Insider, berikut perbedaan dopamin dan serotonin.
- Dopamin membuat kita termotivasi
Baca Juga: 10 Kado Sederhana Nagita Slavina dari Karyawan, Bahagia Meski Bukan Barang Branded
Dopamin tersimpan di otak dan akan lepas ketika kita merasa senang. Misalnya saat mendengarkan musik atau makan sesuatu yang disukai.
Neurotransmitter memainkan peran utama dalam sistem motivasi dan penghargaan, memicu suasana hati yang positif, perasaan produktivitas dan meningkatkan motivasi.
Kita mungkin pernah merasakan efek dopamin setelah menyelesaikan tugas yang sulit atau setelah mencapai goals.
"Meskipun tidak memicu pengalaman yang menyenangkan, dopamin memang berfungsi untuk memperkuat pengalaman yang menyenangkan," kata psikolog berlisensi di Florida, Kristin M. Stover.
Karena dopamin terkait dengan sistem penghargaan dan memperkuat pengalaman yang menyenangkan, dopamin dianggap berperan dalam kecanduan.
Baca Juga: Menangis, Seohyun Girls' Generation Mengaku Dia Tidak Bahagia Ketika Debut
Dopamin juga mempengaruhi memori, kognisi, tidur, perhatian, dan kemampuan untuk belajar. Tingkat dopamin yang tidak mencukupi berisiko mengalami depresi atau penyakit Parkinson.
- Serotonin membuat kita merasa dalam kondisi baik
Serotonin berperan dalam bagaimana kita memproses emosi, yang dapat memengaruhi perasaan. Serotonin dilepaskan ke dalam aliran darah setelah berolahraga atau berada di bawah sinar matahari.
Tingkat serotonin yang tepat dapat membuat kita merasa lebih bahagia, lebih tenang, lebih fokus, dan tidak terlalu cemas.
Sedangkan kadar serotonin yang rendah dapat berdampak negatif pada suasana hati kita, juga berisiko menyebabkan depresi dan gangguan tidur serta mengurangi nafsu makan.
Serotonin juga mengatur fungsi tubuh lain, seperti usus yang menampung 90% dari total serotonin tubuh, melepaskan bahan kimia saat makan untuk merangsang usus dan memindahkan makanan melalui sistem pencernaan.
Trombosit darah juga melepaskan serotonin saat kita terluka secara fisik atau goresan untuk membantu menyembuhkannya.
Meski keduanya bekerja dengan cara berbeda, serotonin dan dopamin tidak berfungsi sendiri-sendiri. Keduanya bekerja sama untuk menciptakan pola perilaku yang kompleks.
"Ketika satu neurotransmitter diubah, ada perubahan fungsi atau prevalensi hormon lainnya. Peningkatan kadar serotonin dapat menyebabkan penurunan aktivitas dopamin dan sebaliknya," tandas Stover.