Suara.com - Penambahan kasus Covid-19 masih terus terjadi secara signifikan di Indonesia. Per Jumat, (18/2/2022) Kementerian Kesehatan Mencatat 59.635 kasus Covid-19 baru di Indonesia.
Kondisi itu membuat Kepala Sub Bidang Dukungan Kesehatan Satgas COVID-19 Brigjen TNI Purn Alexander K. Ginting mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan enam strategi untuk menekan laju penularan omicron di masyarakat.
“Dalam rangka antisipasi tentu PPKM skala mikro dan kabupaten kota harus menyiapkan isolasi terpusat, karena ada rumah-rumah yang tidak siap menampung mereka untuk isolasi mandiri,” kata Alexander dalam zoominar Strategi Menghadapi Gelombang Ketiga Pandemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat seperti dikutip dari ANTARA, Jumat, (18/2/2022).
Ia mengatkan bahwa pihaknya akan memastikan pelonggaran aktivitas diikuti oleh pengendalian lapangan yang ketat. Hal tersebut, agar masyarakat tidak menyikapi pelonggaran dengan kebebasan yang berlebihan.
Baca Juga: Masyarakat Tak Perlu Takut, Siti Fadilah: Omicron Rasanya seperti Masuk Angin
Strategi yang kedua, lanjut Alexander ialah dengan memperkuat vaksinasi. Ia mengatakan pihaknya akan menyasar kelompok lansia dan juga komorbid di sejumlah wilayah aglomerasi.
“Capaian vaksinasi ini juga harus menjadi target kita dan sudah 90,85 persen untuk dosis pertama dan 66,67 dosis kedua. Pada dosis ketiga 3,81 persen dan sekarang itu menjadi tugas kita,” kata dia.
Tidak hanya lansia dan komorbid, strategi ketiga juga akan mempercepas vaksinasi Covid-19 pada anak agar imunitas mereka terbentuk 100 persen. Seperti diketahui, dalam vaksinasi anak 6-11 tahun, pemberian dosis pertama sudah mencapai 66,72 persen sedangkan dosis kedua mencapai 29,28 persen.
Dalam penguatan strategi keempat, pemerintah menertibkan mobilitas setiap pelaku perjalanan luar negeri dengan aturan protokol kesehatan yang ketat diikuti dengan karantina hingga pembentukan travel bubble untuk acara Presidensi G20 sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Satgas No.5 dan 6 tahun 2022.
Menurut Alexander, dalam memperkuat peran pemerintah meningkatkan kapasitas pelacakan dan penelusuran serta mengawasi berjalannya sebuah kegiatan, pemerintah akan mengedukasi warga mengenai protokol kesehatan melalui penguatan kapasitas PPKM skala mikro yang ada di desa dan kelurahan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Bentuk Virus Omicron Seperti Lambang Nazi atau Dajjal, Benarkah?
“Artinya untuk meningkatkan kapasitas kelurahan dan desa, bagaimana peran PPKM dalam mengawasi rakyatnya sendiri, warganya sendiri agar bisa melakukan 3M dan kemudian 3T bisa dikerjakan sehingga ada isolasi mandiri dan isolasi terpusat,” ucap Alexander.
Sedangkan dalam memasifkan strategi komunikasi risiko, pihaknya menggencarkan kampanye protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat, termasuk operasi masker dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
“Kita galakkan kembali, kita keliling terus ke pasar-pasar juga. Mereka harus paham bahwa betapa pentingnya 3M dan promotif preventif itu,” tegas dia.