Ngeri, Lebih Dari 350 Orang Terancam Buta karena Implan Retina Bionik yang Kedaluwarsa

Kamis, 17 Februari 2022 | 11:53 WIB
Ngeri, Lebih Dari 350 Orang Terancam Buta karena Implan Retina Bionik yang Kedaluwarsa
Ilustrasi Implan Retina Bionik. (Josh Sorenson/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peristiwa mengerikan dialami lebih dari 350 orang yang menderita kebutaan akibat implan retina atau implan bionik yang kedaluwarsa, karena perusahaan di ambang kebangkrutan.

Implan bionik atau retinal prosthesis adalah produk berbentuk sebuah chip kecil yang ditempel di bagian belakang bola mata, tempat retina berada.

Chip ini bekerja dengan cara memberi sinar visual yang langsung mengarah ke saraf mata, sehingga penglihatan jadi lebih baik.

Kini Perusahaan Biotek, Second Sight Medical Products, berada di ambang kebangkrutan, yang membuat ratusan orang yang masih memiliki implan bionik lama dibiarkan menderita.

Ratusan orang ini dibiarkan tidak mendapatkan update perangkat lunak seperti yang dijanjikan, bahkan tidak akan diperbaiki jika di perangkat terjadi kesalahan.

Hal ini menyebabkan mereka kehilangan pengelihatan, dan lebih banyak risiko lainnya.

Padahal produk yang dulu dianggap paling mutakhir, karena bisa mengembalikan penglihatan jadi normal ini, sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau FDA, pada 2013 silam.

Namun produk yang dinamakan implan retina Argus II ini dihentikan produksinya pada 2019, demi menciptakan teknologi yang lebih baru.

Mengutip Insider, Kamis (17/2/2022) teknologi yang lebih baru itu disebut Orion, yang bekerja menggunakan kacamata serupa kamera video. Alih-alih merangsang kinerja mata, alat ini langsung merangsang otak untuk bekerja memperbaiki penglihatan.

Baca Juga: Alami Sakit Kepala Parah Dikira karena Stres Kerja, Ternyata Pria Ini Idap Tumor Otak Ganas!

Orion saat ini sedang dalam masa uji klinis terhadap enam pasien yang didanai oleh dana hibah Institut Kesehatan Nasional AS, dan akan dijadwalkan rilis lima tahun mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI