Suara.com - Beberapa orang kerap mengalami ngorok setiap kali tidur. Sebagian lainnya mungkin hanya ngorok ketika tubuh terlalu lelah.
Ngorok sebenarnya bukanlah penyakit pada sistem pernapasan. Hanya saja, pada beberapa orang, ngorok bisa membahayakan jika berlangsung dalam waktu lama.
Dikutip dari Ruang Guru, ngorok dibedakan menjadi dua, tergantung dari udara yang dikeluarkan lewat tenggorokan atau dari hidung.
Ngorok terjadi akibat udara tidak bisa keluar dengan bebas saat sedang tidur. Udara itu bisa saja keluar dari hidung atau pun lewat mulut.
Baca Juga: Benarkah Suara Ngorok Tidak Bisa Membangunkan Orang yang Mendengkur?
Sebenarnya saat tidur, tubuh akan rileks. Tapi, kadang karena terlalu santai, otot bagian pernapasan juga ikut rileks. Akhirnya otot mengendur dan menutupi sebagian saluran pernapasan.
Begitu menarik dan mengembuskan napas, aliran udara yang masuk dan keluar akan membuat otot itu bergetar. Hasilnya, muncul suara ngorok tersebut.
Selain karena terlalu rileks, ada beberapa faktor lain yang jadi penyebab ngorok. Seperti, anatomi tubuh, usia, berat badan, hidung tersumbat, dan seringnya mengonsumsi obat-obatan.
Meski ngorok dianggap tidak berbahaya, tapi hal itu berbeda jika seseorang mengalami sleep apnea.
Karena, berbeda dengan ngorok biasa, orang yang mengidap sleep apnea mengalami ngorok sebagai respon karena daat tidur napasnya berhenti beberapa saat. Sebab, saluran pernapasannya tersumbat dan tertutup.
Baca Juga: Belum Tentu 'Sleep Apnea', Tidur Mendengkur Bisa Jadi Lebih Bahaya Bila Bunyinya Begini
Orang yang mengidap sleep apnea akan berhenti bernapas antara beberapa detik sampai 2 menit selama tidurnya. Henti napas itu bisa terjadi berulang selama waktu tidur.
Akibatnya, kadar oksigen di dalam darah akan menurun dan bisa saja terbangun karena sesak napas. Sleep apnea juga dapat memicu diabetes, stroke, hingga penyakit jantung.