Suara.com - Kasus positif Covid-19 di dunia bertambah 1,89 juta dalam 24 jam terakhir. Sementara angka kematian bertambah 9.898 jiwa di waktu yang sama.
Kasus positif harian terbanyak terjadi di Jerman yang melaporkan 177.515 kasus, disusul Rusia dengan 166.631 kasus.
Angka kematian dalam sehari terakhir paling banyak terjadi di Amerika Serikat. Negara itu mencatat 2.055 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.
Akumulasi data Covid-19 per Rabu (16/2/2022) pukul 08.00 WIB tercatat 415,76 juta kasus dengan 5,85 juta jiwa di seluruh dunia.
Belanda Bergegas 'Hidup Normal'
Belanda tengah bersiap kembali 'hidup normal' berdampingan dengan Covid-19. Aturan menjaga jarak dan memakai masker tidak lagi wajib di sebagian besar tempat. Selain itu, masa karantina bagi orang yang terinfeksi Covid-19 juga dipersingkat menjadi lima hari.
"Negara akan terbuka lagi," kata Menteri Kesehatan Belanda Ernst Kuipers dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia.
Meski demikian, Kuipers menegaskan bahwa pandemi belum berakhir. "Kita boleh optimis tapi kita juga harus realistis," katanya.
Belanda memberlakukan beberapa tindakan terberat di Eropa pada Desember 2021 untuk mengekang lonjakan infeksi Omicron. Pengetatan aturan saat ini telah dihapus secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Pesan Buya Yahya Sebelum Dorce Gamalama Meninggal Dunia: Jangan Didosa-dosakan, Wong Dia Beriman
Rencananya, sebagian besar aturan terkait Covid-19 akan dicabut pada bulan ini.
Batasan jumlah tamu yang dapat diterima di rumah akan segera berakhir, sementara orang akan disarankan untuk bekerja dari rumah hanya selama setengah minggu, kata Kuipers.
Klub malam dan bar juga dapat buka hingga pukul 01.00 mulai pekan ini.
Pelonggaran aturan yang diterapkan Belanda menyusul dengan beberapa negara Eropa, termasuk Denmark, Inggris, dan Norwegia.
Tetapi kondisi berbeda terjadi di Eropa bagian Timur. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Eropa mengatakan, peningakatan infeksi terjadi di enam negara, termasuk Rusia dan Ukraina, selama dua minggu terakhir. Peningkatan kasus mencapai dua kali lipat.
Kepala WHO Eropa dr. Hans Kluge menyebutkan bahwa lonjakan kasus terjadi akibat sebaran varian Omicron.
"Hari ini, fokus kami adalah ke arah timur wilayah Eropa," kata Kluge dalam konferensi pers, dikutip dari Fox News.
Dibandingkan negara lain di Eropa, cakupan vaksinasi di wilayab Eropa Timur masih rendah.
Hans mengatakan, masih kurang dari 40 persen orang di atas usia 60 tahun di Bosnia, Bulgaria, Kirgistan, Ukraina, dan Uzbekistan yang telah disuntik vaksin Covid-19 dosis lengkap.
Dia meminta pemerintah dan pejabat kesehatan setempat untuk mencari penyebab minat vaksinasi Covid-19 lebih rendah di kebanyakan negara Eropa Timur. Ia juga menegaskan bahwa negara jangan terburu-buru melonggarkan aturan pembatasan terkait Covid-19
"Bukan saatnya untuk mencabut langkah-langkah yang kita tahu berhasil dalam mengurangi penyebaran Covid-19," tegasnya.
Terlebih Eropa saat ini masih dalam masa musim dingin yang menyebabkan kebanyakan orang berkumpul di dalam ruangan. Hans mengingatkan, kondisi tersebut berpeluang sebabkan virus corona dapat menyebar lebih mudah.