Sempat Turun Dua Hari Berturut-Turut, Kasus Covid-19 RI Meroket Lagi Hingga 57.049: Pemerintah Kecolongan?

Selasa, 15 Februari 2022 | 17:51 WIB
Sempat Turun Dua Hari Berturut-Turut, Kasus Covid-19 RI Meroket Lagi Hingga 57.049: Pemerintah Kecolongan?
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) PCR secara 'drive thru' di Jakarta, Jumat (29/10/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah sempat turun selama dua hari berturut-turu, kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak menembus angka 57.049 orang pada Selasa (15/2/2022), sehingga total kasus mencapai 4.901.328 orang.

Sebanyak 134 orang meninggal akibat Covid-19 hari ini. Sehingga total menjadi 145.455 jiwa meninggal dunia.Selain itu, juga ada tambahan 26.747 orang yang sembuh sehingga total menjadi 4.349.848 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Sementara kasus aktif atau orang yang masih dirawat naik 30.168 menjadi 406.025 orang, dengan jumlah suspek mencapai 35.594 orang.

Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 582.828 spesimen dari 358.270 orang yang diperiksa hari ini, positivity rate hari ini mencapai 46,43 persen, jauh di atas standar WHO yakni 5 persen.

Baca Juga: Puluhan Jamaah asal Jambi Positif Covid-19 Sepulang Ibadah Umrah

Seorang siswa peserta PTM di Kota Cimahi mengikuti tes PCR acak. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]
Seorang siswa peserta PTM di Kota Cimahi mengikuti tes PCR acak. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 78.438.828 spesimen dari 52.603.909 orang. Tercatat sudah 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota yang terinfeksi virus COVID-19.

Data kemarin, positif 4.844.279 orang, 375.857 orang kasus aktif, 4.323.101 orang sembuh, dan meninggal 145.321 jiwa.

Sebelumnya, di data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 12 Februari 2022 ditemukan 55.209 kasus baru, lalu menurun 44.526 kasus di 13 Februari, dan kembali menurun di 36.501 kasus pada 14 Februari.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono yang menemukan data tidak sinkron yang dirangkum pemerintah pusat selama beberapa hari ke belakang.


"Lalu apa bahayanya, pemerintah akan kecolongan, di satu daerah banyak yang mati pemerintah tidak tahu apa intervensi yang harus dilakukan daerah ke daerah, menurut saya kacau balau," ujar Tri Yunis saat dihubungi suara.com, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga: Kasus Baru Menurun Tapi Kematian Meningkat, Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Agar Tidak Kecolongan!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI