Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa membatasi asupan kalori dapat meningkatkan respons metabolisme dan sistem kekebalan.
Hal itu dapat membantu menentukan berapa lama perkiraan seseorang akan hidup dan berapa tahun kesehatan yang dapat mereka nikmati, lapor Sci Tech Daily.
Orang yang mengurangi asupan kalori sekitar 14 persen selama dua tahun ternyata menghasilkan lebih banyak sel T, yang memainkan peran kunci dalam fungsi sistem kekebalan dan memperlambat proses penuaan.
"Seiring bertambahnya usia, timus mereka mengecil dan menghasilkan lebih sedikit sel T. Akibatnya, orang tua lebih sulit melawan infeksi dan kanker tertentu," jelas peneliti, Eric Ravussin.
Jadi, membatasi kalori dapat mencegah timus mengecil sehingga seseorang dapat menghasilkan lebih bayak sel T.
![Ilustrasi kalori [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/07/05/91133-ilustrasi-kalori.jpg)
Manfaat lain dari banyaknya sel T di dalam tubuh adalah adanya peningkatan kemampuan dalam membakar simpanan asam lemak untuk energi.
"Itu penting. Sebab, jika seseorang tidak membakar bahan bakar itu, lemak dapat menumpuk di organ seperti otot dan hati, yang menyebabkan resistensi insulin, obesitas, dan diabetes," sambung Ravussin.
Selain itu, temuan penting lain dari studi ini adalah pengobatan potensial untuk mengurangi peradangan terkait usia dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Pembatasan kalori juga mengurangi tingkat gen yang mengode platelet activating factor acetyl hydrolase (PLA2G7).
Baca Juga: 5 Cara Menyenangkan untuk Menambah Peluang Umur Panjang, Salah Satunya Berhubungan Seks
Mengurangi PLA2G7 dapat menghasilkan sejumlah manfaat, salah satunya menurunkan peradangan dan meningkatkan kesehatan metabolisme.