Terpopuler: Bahaya Suntik Whitening Murah Hingga Pasien Long Covid-19 Sembih

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 13 Februari 2022 | 19:04 WIB
Terpopuler: Bahaya Suntik Whitening Murah Hingga Pasien Long Covid-19 Sembih
Ilustrasi suntik pemutih.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obsesi untuk memiliki kulit putih masih kerap mengihinggapi banyak orang di Indonesia. Bahkan terkadang mereka rela untuk suntik whitening murah. Padahal ada risiko mengerikan di baliknya.

Sementara itu,dua orang pasien yang memiliki long Covid-19 berhasil sembuh. Mereka disebut mengonsumsi vitamin warung. Dua kabar tadi merupakan berita terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut berita terpopuler lainnya.

1. Masih Banyak Orang Tergiur Infus Whitening Murah, dr Richard Lee: Mengerikan Sebenarnya

Dr Richard Lee saat ditemui usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (8/9/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Dr Richard Lee saat ditemui usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (8/9/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Infus whitening menjadi salah satu menjadi salah satu jenis perawatan kulit paling diminati dan dicari di hampir seluruh klinik kecantikan.

Baca Juga: Puluhan Siswa dan Guru SMP di Pekanbaru Terpapar Covid-19

Seperti namanya, infus whitening bertujuan untuk memutihkan dan mencerahkan kulit. Caranya, dengan memasukkan bahan-bahan pemutih kulit dalam dosis besar melalui intravena.

Baca selengkapnya

2. Dua Pasien Long Covid-19 Berhasil Sembuh setelah Minum Obat Antihistamin yang Dijual Bebas

Ilustrasi obat Benadryl (Pexels)
Ilustrasi obat Benadryl (Pexels)

Sebuah laporan khusus yang baru terbit menunjukkan ada dua pasien long Covid-19 yang gejalanya menjadi ringan setelah minum antihistamin setiap hari.

Meski buktinya bersifat anekdot, penulis penelitian berharap cerita yang mereka rinci ini dapat memberi pasien long Covid-19 haraoan dan mengarahkan untuk penelitian tentang pengobatan di masa depan, lapor Science Alert.

Baca Juga: Protes Anti Mandat Vaksin Terus Meluas, Dari Amerika Ke Eropa, Kini Menyebar Di Australia Hingga Selandia Baru

Baca selengkapnya

3. Ini 5 Jenis Makanan Pengganti Nasi Putih, Lebih Variatif dan Tak Kalah Lezat

Ilustrasi makan dengan mi shirataki (Pexels/Daria Shevtsova)
Ilustrasi makan dengan mi shirataki (Pexels/Daria Shevtsova)

Variasi makanan setiap hari menjadi salah satu kunci mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Misalnya, Anda bisa mengganti nasi dengan beberapa opsi lain. Makanan pengganti nasi putih sendiri cukup variatif sehingga bisa dikonsumsi bergantian untuk memenuhi nutrisi harian.

Namun, apakah akan sama mengenyangkannya? Mungkin secara sugesti, masyarakat Indonesia cenderung kurang merasa kenyang saat belum makan nasi. Namun secara nutrisi, variasi makanan ini bisa menjadi opsi menarik untuk Anda.

Baca selengkapnya

4. Update Covid-19 Global Hari Ini: WHO Lacak 4 Subvarian Omicron, Lebih Menular?

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Update Covid-19 global hari ini menunjukan total kasus virus Corona telah tembus 400 juta. Sementara itu hingga saat ini total kematian akibat Covid-19 telah mencapai 5,8 juta. 

Seperti dikutip dari Worlemeters virus corona saat ini telah dilaporkan di 223 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini juga elah melacak empat sub-varian Omikron, termasuk BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3. Ahli penyakit menular WHO Dr. Maria Van Kerkhove mrngatakan bahwa WHO meneliti evolusi virus Corona secara real-time untuk melacak sub-varian tersebut.

Baca selengkapnya

5. Ilmuwan Kembali Menemukan Dampak Buruk Kekurangan Vitamin D: Menyebabkan Covid-19 Parah

Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]
Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]

Ilmuwan Israel kembali menemukan dampak kekurangan vitamin D pada pasien Covid-19. Menunjukkan pentingnya nutrisi satu ini untuk kekebalan tubuh.

Dalam sebuah penelitian yang terbit pada Kamis awal bulan ini di PLOS One, sekitar setengah dari orang yang kekurangan vitamin D sebelum terkena Covid-19 mengembangkan penyakit parah dibanding yang memiliki kadar vitamin cukup.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI