Suara.com - Kasus di Indonesia terus mengalami peningkatan. Data per Sabtu, (12/2/2022) menyatakan terdapat lebih dari 55 ribu kasus baru tercatat. Kondisi ini menimbulkan kekhawtiran tersendiri terkait dengan situasi ketersediaan rumah sakit.
Sebagai gambaran, saat kasus pada gelombang kedua mencapai sekitar 50 ribu, banyak rumah sakit kolaps dan tidak dapat menampung pasien. Lantas bagaimana kondisi rumah sakit saat ini? Benarkah mulai kewalahan?
Menurut data Kementerian Kesehatan per tanggal (11/2/2022), pukul 17.00 WIB, pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 29 persendari total kapasitas tempat tidur dan isolasi yang disediakan untuk pasien secara nasional. Sebagian besar pasien yang masuk rumah sakit juga memiliki gejala ringan dan tanpa gejala (OTG).
Selain mengimbau masyarakat yang tidak bergejala dan gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri dan terpadu, pemerintah juga terus meningkatkan testing. Hingga kemarin (10/2), pemerintah sudah melakukan 416.065 spesimen yang dites tiap harinya.
Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Tetap Tenang, Disiplin Menjaga Protokol Kesehatan
“Kenaikan angka perawatan pasien ini memang harus dikontrol agar layanan kesehatan masyarakat tidak terpengaruh secara berarti. Dengan begitu, skema mendorong masyarakat yang bergejala ringan atau tanpa gejala (OTG) untuk isolasi di rumah menjadi strategi pilihan agar pasien yang lebih membutuhkan, termasuk mereka yang bergejala berat dan kritis, dapat memperoleh perawatan intensif,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes seperti dikutip dari situs Kementerian Kesehatan.
Selain mengalokasikan rumah sakit bagi mereka yang lebih membutuhkan layanan intensif, pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi nasional. Hingga 9 Februari 2022, Indonesia telah memiliki lebih dari 500 juta vaksin dan hingga 11 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, total 187,9 juta (90,23 persen) jumlah masyarakat Indonesia telah divaksinasi dosis 1 dan 134,6 juta (64,64 persen) telah divaksinasi dosis 2.
Masyarakat diimbau untuk mengikuti program vaksinasi pemerintah karena vaksinasi telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko terburuk akibat terinfeksi .
“Data Kemenkes periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien yang meninggal, 66 persendi antaranya belum divaksinasi lengkap. Kami terus mendorong masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang telah disediakan secara gratis oleh pemerintah, termasuk vaksinasi booster, terutama bagi mereka yang lansia. Penelitian terbaru Kemenkes, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Indonesia menunjukkan mereka yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac dua dosis, pemberian vaksin booster setengah dosis mampu meningkatkan antibodi yang sebanding dengan dosis penuh,” ujar dr. Nadia.
Baca Juga: 10 Panduan dan Cara Isolasi Mandiri di Rumah untuk OTG dan Pasien Covid-19 Gejala Ringan