Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah melacak empat subvarian Omicron, termasuk BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. Ahli penyakit menular WHO, Dr. Maria Van Kerkhove, mrngatakan bahwa WHO meneliti evolusi virus Corona secara real-time untuk melacak subvarian tersebut.
Dari penelitian tersebut, WHO mengetahui Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan juga lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian. Selain itu, varian ini juga mampu menghindari kekebalan vaksin.
"Tapi, kita tahu beberapa sub-garis keturunan, BA.2, memiliki keunggulan pertumbuhan bahkan lebih dari BA.1," kata Maria, dikutip dari Fox News.
Maria menambahkan, apabila virus corona Omicron terus beredar, akan ada peningkatan kasus subvarian BA.2. Hal itu tentu sangat berbahaya terhadap risiko lonjakan kasus karena BA.2 dipastikan memiliki kecepatan menular yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dicurigai Omicron, Belasan Sampel Pasien Covid-19 Siak Dikirim ke Jakarta
"Kami tidak akan dapat mencegah semua penularan. Bukan itu tujuannya. Untuk mencegah semua infeksi dan semua penularan, itu tidak dapat dicapai pada saat ini. Tapi, kami perlu menurunkan penularan," lanjut Maria.
"Karena, jika tidak, kita tidak hanya akan melihat lebih banyak kasus, lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, kita akan melihat lebih banyak orang yang menderita kondisi long covid-19 dan kita akan melihat lebih banyak peluang untuk varian muncul," imbuhnya.
Meski lebih cepat menular, ia menekankan bahwa tidak ada indikasi perbedaan tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh setiap subvarian Omicron. Namun, penelitian lebih lanjut sedang dilakukan.
BA.1 saat ini merupakan versi dominan dari Omicron di seluruh dunia, tetapi WHO telah memperingatkan bahwa BA.2, yang berbeda dari BA.1 dalam beberapa mutasi, juga telah meningkat di banyak negara.
Baca Juga: Kemenkes Prediksi Puncak Omicron Akan 6 Kali Lebih Tinggi dari Delta