Suara.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menyoroti perkembangan kasus corona di Indonesia, Jumat, (11/2/2022). Dalam unggahan di Twitternya, ia berharap semua orang peka terhadap penambahan kasus baru atau pun angka kematian.
Seperti diketahui, jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada hari ini tembus 100 orang. Sementara itu kasus aktif saat ini telah melampaui 300 ribu.
"Sebanyak 160 tenaga kesehatan terinfeksi. Positivity rate di atas 40 persen. Mau terus terlena, leha-leha, dan berkerumun bersama kolega?" ujar Zubairi dalam akun Twitternya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan sendiri mengaku terus berupaya mengendalikan penularan Covid-19, terutama menjaga agar layanan kesehatan bisa berjalan optimal di tengah kenaikan kasus harian Covid-19 yang sebagian besar disebabkan varian omicron.
Baca Juga: 135 Siswa di Jakbar Terpapar Covid-19, Wagub DKI: Makanya Hati-hati, Omicron Penularannya Cepat
Penambahan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit terus terkendali dan hari ini (10/2) pukul 16:30 WIB, tercatat kenaikan hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding kemarin 26,3 persen.
Meskipun Covid-19 varian Omicron ini menular lebih cepat daripada varian Delta sebelumnya, gejala-gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat gejala Delta. Namun masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus Covid-19,” jelas Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), M.ARS, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Ditambahkan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia terbiasa melihat angka kasus yang naiknya perlahan saat varian Delta kemarin. Sehingga ketika melihat lonjakan kasus yang sebagian besar disebabkan varian Omicron menjadi panik.
"Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Kita dapat lihat dari angka keterisian tempat tidur dan isolasi Covid-19 di rumah sakit masih sangat terkendali, dibanding tahun lalu.”
Baca Juga: Probable Omicron di Sumut Mancapai 656 kasus