Suara.com - Varian Omicron disebut memunculkan gejala yag jauh lebih ringan dibanding varian Covid-19 sebelumnya. Meski demikian, ahli menemukan sesuatu yang tampak unik karena varian ini, khususnya pada anak-anak.
"Kami melihat lebih banyak pasien dengan croup, dan lebih banyak pasien yang dites positif Covid, yang merupakan sesuatu yang tidak kami amati selama fase awal lonjakan sebelumnya dengan Covid," kata Dr. Ashley Keilman, spesialis pengobatan darurat pediatrik di Rumah Sakit Anak Seattle, dikutip dari BBC Health.
Croup sering disebabkan oleh virus pernapasan parainfluenza. Croup terjadi ketika saluran udara bagian atas meradang, sehingga sulit untuk bernapas.
Karena anak-anak memiliki saluran udara yang lebih kecil daripada orang dewasa, maka croup lebih sering terjadi pada mereka.
Baca Juga: IDI Sebut Ivermectin Tidak Berguna untuk Covid-19, KSP: BPOM Belum Cabut Izin Edarnya
Peradangan di kotak suara, tenggorokan, dan saluran bronkial ini menyebabkan anak mengalami batuk khas yang keras yang menurut beberapa orang terdengar seperti anjing laut yang menggonggong.
Ketika anak mencoba bernapas, ia bisa mengeluarkan siulan bernada tinggi yang dikenal sebagai stridor.
"Omicron telah membuktikan dirinya sebagai penyakit saluran pernapasan bagian atas dan penyakit saluran pernapasan bagian atas daripada saluran pernapasan bagian bawah di paru-paru dan oleh karena itu, orang-orang menganggapnya hanya sebagai virus flu dan bukan masalah besar," kata rekan penulis studi Dr. Indi Trehan, dokter yang merawat penyakit menular dan virologi dan pengobatan darurat di Seattle Children's.
"Tapi saya pikir apa yang kami lihat adalah jenis infeksi saluran pernapasan atas, infeksi virus, croup adalah salah satu yang paling parah dan menempatkan anak-anak di ICU secara teratur," tambahnya.
Baca Juga: Melonjak, 14 Kasus Omicron Terdeteksi di Kalimantan Selatan