Suara.com - Seberapa kuat kita mencium aroma bau badan, yang biasanya menguar dari ketiak, ternyata sebagian ditentukan oleh genetik. Hal ini juga berlaku untuk aroma lainnya, seperti galaxolide dan produk pembersih.
Menurut sebuah penelitian yang terbit di PLOS Genetics, Kamis (3/2/2022) pekan lalu, sensivitas terharap bau ini tergantung pada versi gen spesifik mana yang dibawa.
Gen kunci itu mengode reseptor bau, protein khusus pada sel sensorik yang mendeteksi senyawa bau.
"Perbedaan halus antara reseptor bau Anda dengan orang lain dapat menghasilkan perbedaan drastis dalam cara masing-masing orang membaui berbagai aroma," jelas penulis studi Joel Mainland.
Baca Juga: Bawang Putih Hingga Kacang, 7 Makanan Sehat yang Bisa Sebabkan Bau Badan Tak Sedap
Dalam studi baru mereka ini, Mainland dan rekan-rekannya mengeksplorasi bagaimana gen membentuk reseptor bau yang mereka bawa dan menentukan bagaimana mereka bisa mencium aroma yang berbeda.
Gen dan reseptor bau bukan satu-satunya faktor yang membentuk persepsi kita tentang aroma, tetapi keduanya memainkan peran yang sangat penting, lapor Live Science.
Tim menganalisis seluruh genom setiap peserta dan meminta mereka melakukan tes penciuman dengan menilai intensitas dan kenikmatan aroma hingga skala 100 poin.
Bau yang diuji termasuk galaxolide musk sintetis serta senyawa yang disebut asam trans-3-metil-2-heksenoat (3M2H), atau yang disebut bau ketiak. Tes ini menyoroti gen untuk dua reseptor bau, yang disebut OR4D6 dan OR51B2.
Ternyata, orang yang membawa polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) dalam gen OR51B2 merasakan bau ketiak yang lebih intens.
Baca Juga: Bau Badan Khas Pengidap Diabetes dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya
Ke depannya, Kamarck mengatakan dia tertarik untuk menyelidiki apakah varianSNP dalam gen OR4D6 juga memengaruhi persepsi orang tentang musk lain.