Suara.com - Efek varian omicron disebut lebih ringan dari varian Covid-19 sebelumnya. Sebab, gejala Omicron sendiri cenderung lebih ringan, seperti gejala orang akan flu.
Bagi banyak orang, terutama mereka yang sudah vaksin dan sehat, Omicron tampaknya memiliki gejala yang relatif ringan, termasuk gejala pernapasan bagian atas atau pilek seperti hidung tersumbat, bersin, dan sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Dilansir dari Very Well Health, beberapa penelitian yang diterbitkan mendukung gagasan kenapa gejala Omicron cenderung ringan. Karena meski Omicron lebih menular, virus ini nampaknya tetap berada di sekitar hidung, tenggorokan, dan kerongkongan.
Sehingga varian ini tidak terlalu membahayakan paru-paru, di mana varian sebelumnya menyebabkan peradangan dan jaringan parut yang dapat menyebabkan masalah pernapasan parah.
Dalam sebuah penelitian menggunakan jaringan kultur dari bronkus dan paru-paru manusia, para peneliti di University of Hong Kong menemukan bahwa Omicron dapat berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada Delta di bronkus dalam 24 jam setelah infeksi.
![Ilustrasi bersin. [Joseph Mucira/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/28/63900-ilustrasi-bersin.jpg)
Tetapi di jaringan paru-paru yang terinfeksi, Omicron bereplikasi setidaknya 10 kali lebih lambat dari virus Covid-19 asli.
Jika didukung oleh penelitian lebih lanjut, temuan ini dapat menjelaskan bagaimana infeksi Omicron memiliki hasil penyakit yang tidak terlalu parah.
Karena biasanya ketika infeksi Covid-19 mencapai paru-paru, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan, menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kerusakan jangka panjang.
Jika infeksi sebagian besar tetap berada di saluran pernapasan bagian atas, potensinya untuk menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lainnya lebih kecil.
Baca Juga: Sejumlah Guru SD di Bandarlampung Positif Covid-19
Namun para ilmuwan belum yakin apa yang menyebabkan varian Omicron jauh lebih menular daripada varian lain, tetapi kemampuannya untuk menginduksi viral load yang lebih tinggi di mulut dan hidung mungkin berperan.