Benarkah Gejala Omicron Lebih Ringan dan Tidak Timbulkan Efek Jangka Panjang?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 09 Februari 2022 | 16:51 WIB
Benarkah Gejala Omicron Lebih Ringan dan Tidak Timbulkan Efek Jangka Panjang?
Ilustrasi varian Omicron. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Efek varian omicron disebut lebih ringan dari varian Covid-19 sebelumnya. Sebab, gejala Omicron sendiri cenderung lebih ringan, seperti gejala orang akan flu.

Bagi banyak orang, terutama mereka yang sudah vaksin dan sehat, Omicron tampaknya memiliki gejala yang relatif ringan, termasuk gejala pernapasan bagian atas atau pilek seperti hidung tersumbat, bersin, dan sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Dilansir dari Very Well Health, beberapa penelitian yang diterbitkan mendukung gagasan kenapa gejala Omicron cenderung ringan. Karena meski Omicron lebih menular, virus ini nampaknya tetap berada di sekitar hidung, tenggorokan, dan kerongkongan.

Sehingga varian ini tidak terlalu membahayakan paru-paru, di mana varian sebelumnya menyebabkan peradangan dan jaringan parut yang dapat menyebabkan masalah pernapasan parah.

Baca Juga: Sejumlah Guru SD di Bandarlampung Positif Covid-19

Dalam sebuah penelitian menggunakan jaringan kultur dari bronkus dan paru-paru manusia, para peneliti di University of Hong Kong menemukan bahwa Omicron dapat berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada Delta di bronkus dalam 24 jam setelah infeksi.

Ilustrasi bersin. [Joseph Mucira/Pixabay]
Ilustrasi bersin. [Joseph Mucira/Pixabay]

Tetapi di jaringan paru-paru yang terinfeksi, Omicron bereplikasi setidaknya 10 kali lebih lambat dari virus Covid-19 asli.

Jika didukung oleh penelitian lebih lanjut, temuan ini dapat menjelaskan bagaimana infeksi Omicron memiliki hasil penyakit yang tidak terlalu parah.

Karena biasanya ketika infeksi Covid-19 mencapai paru-paru, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan, menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kerusakan jangka panjang.

Jika infeksi sebagian besar tetap berada di saluran pernapasan bagian atas, potensinya untuk menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lainnya lebih kecil.

Baca Juga: Pegawai Lain di Kelurahan Pulo Gebang Kontak Erat 2 Pasien Covid-19, Camat Cakung: Variannya Belum Diketahui

Namun para ilmuwan belum yakin apa yang menyebabkan varian Omicron jauh lebih menular daripada varian lain, tetapi kemampuannya untuk menginduksi viral load yang lebih tinggi di mulut dan hidung mungkin berperan.

Tapi perlu digarisbawahi, meski varian Omicron memang tidak terlalu menyebabkan keparahan, penularannya yang tinggi perlu diwaspadai.

Sebab berarti akan lebih banyak orang yang terinfeksi virus, serta meningkatkan risiko bagi mereka yang rentan terhadap penyakit serius, seperti orang yang tidak divaksinasi, immunocompromised, atau lanjut usia. Ditambah lagi, lonjakan kasus tentu bakal membebani sistem kesehatan.

Maka dari itu meskipun varian Omicron mungkin lebih kecil kemungkinannya menyebabkan penyakit parah, hasilnya masih bisa mematikan pada orang tidak divaksinasi. Melakukan vaksinasi penuh dan suntikan booster saat ini adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari penyakit serius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI