Cegah Kematian, Kelompok Risiko Tinggi Kanker Paru Perlu Lakukan Skrining Secara Rutin

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 09 Februari 2022 | 08:13 WIB
Cegah Kematian, Kelompok Risiko Tinggi Kanker Paru Perlu Lakukan Skrining Secara Rutin
Ilustrasi kanker paru. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker paru merupakan salah satu penyebab kematian yang mengintai masyarakat, terutama pria, di Indonesia.

Untuk mencegah kematian, Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), Prof. dr. Elisna Syahruddin, Sp.P(K), Ph.D. menyarankan orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi terkena kanker paru melakukan skrining dan deteksi dini.

Skrining yakni upaya menemukan suatu penyakit sebelum menjadi kanker pada mereka yang belum bergejala namun masuk dalam kelompok berisiko tinggi terkena kanker.

"Salah satu usaha kita pada orang yang belum bergejala tetapi dia berisiko tinggi maka skrining dilakukan dengan CT-scan low dose setiap dua tahun sekali," ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.

INFOGRAFIS: Kenali Perbedaan Gejala Kanker Paru dan Covid-19
INFOGRAFIS: Kenali Perbedaan Gejala Kanker Paru dan Covid-19

Pada kasus kanker paru, kelompok berisiko yakni mereka yang berusia di atas 45 tahun dan termasuk perokok aktif serta pasif, berusia 40 tahun dengan riwayat kanker paru di keluarga serta bekerja di sektor bangunan semisal pekerja bangunan.

"Contoh yang sukses itu skrining pada kanker leher rahim atau serviks, belum mengarah ke kanker dengan demikian dihambat ke kanker. Usia lebih muda kalau punya faktor risiko dalam keluarga kita minta usia 40 tahun supaya kalau ketemu stagenya masih awal, pengobatan akan bagus jika dia mau diobati," papar Elisna.

Sementara itu, deteksi dini disarankan pada mereka dengan faktor risiko dan sudah bergejala. Merujuk pada Mayo Clinic, kanker paru-paru biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala pada tahap awal. Tanda dan gejala kanker paru-paru biasanya terjadi ketika penyakit sudah lanjut.

Tanda dan gejala ini antara lain batuk berkepanjangan, batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, suara serak, berat badan turun tanpa sebab jelas, sakit tulang dan kepala.

Elisna mengatakan, kanker paru termasuk penyakit dengan angka kematian tinggi, karena sebagian besar pasien baru berobat ke dokter dalam kondisi stadium lanjut.

Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara, Jangan Sampai Perempuan Terlambat Mendapatkan Pertolongan

"Pasien-pasien yang datang kan umumnya stadium lanjut. Kalau tidak diobati sangat pendek (harapan hidup). Tetapi kalau dia datang dalam arti bisa diobati maka akan memanjang (harapan hidup)," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI