Penderita Long Covid-19 Memiliki Aktivitas Sistem Kekebalan yang Abnormal Berbulan-bulan setelah Terinfeksi

Rabu, 09 Februari 2022 | 07:29 WIB
Penderita Long Covid-19 Memiliki Aktivitas Sistem Kekebalan yang Abnormal Berbulan-bulan setelah Terinfeksi
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan kembali menemukan hal yang berkaitan dengan long Covid-19, yakni adanya disfungsional aktivitas sistem kekebalan 8 bulan setelah terkena infeksi virus corona.

Long Covid-19 merupakan istilah untuk menggambarkan dampak Covid-19 yang bertahan lama setelah sembuh dari penyakit tersebut.

Gejalanya sering melibatkan gangguan pernapasan dan fisik. Tetapi baru-baru ini ilmuwan menemukan adanya gangguan kardiovaskular atau jantung, lapor Medical News Today.

Dalam studi yang dipimpin oleh ilmuwan di The Kirby Institute, University of New South Wales, Australia, menunjukkan bahwa adanya respons peradangan berkelanjutan pada penyintas Covid-19.

Baca Juga: Meski Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Gibran Ingin PTM di Kota Solo Digelar Kembali Pekan Depan

Para ilmuwan mengikuti 147 orang selama 8 bulan setelah didiagnosis Covid-19, orang yang negatif, dan orang yang terpapar dengan virus corona.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Sebanyak 31 dari jumlah tersebut juga mengalami gejala long Covid-19, seperti kelelahan, nyeri dada, atau sesak napas pada bulan keempat setelah infeksi.

Setelah mengumpulkan sampel darah masing-masing kelompok, ilmuwan menemukan protein interferon, yang dibuat sel tubuh sebagai respons terhadap keberadaan virus, meningkat pada kelompok long Covid-19. Bahkan, setelah 8 bulan terinfeksi.

Selain itu, ilmuwan juga menemukan bahwa kelompok long Covid-19 memiliki sel kekebalan yang sangat aktif tetapi tidak memiliki sel T dan B.

Padahal, kedua sel imun tersebut bertanggung jawab membantu sistem kekebalan merespons virus yang belum pernah ditemui.

Baca Juga: Waduh, PM Selandia Baru Prediksi Bakal Ada Varian Baru COVID-19 Merebak di Tahun 2022

"Infeksi SARS-CoV-2 memberikan efek residual berkepanjangan yang unik pada sistem kekebalan bawaan serta adaptif. Ini mungkin mendorong gejala yang dikenal sebagai long Covid-19," jelas penulis studi.

Namun, studi ini bersifat eksploratif dan masih dibutuhkan lebih banyak riset untuk mengonfirmasi temuan ini. Tetapi, suatu hari nanti hasil studi berpotensi menginspirasi pengobatan yang lebih baik untuk penderita long Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI