Waduh, PM Selandia Baru Prediksi Bakal Ada Varian Baru COVID-19 Merebak di Tahun 2022

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 09 Februari 2022 | 06:59 WIB
Waduh, PM Selandia Baru Prediksi Bakal Ada Varian Baru COVID-19 Merebak di Tahun 2022
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak sedikit orang yang berharap pandemi COVID-19 berakhir begitu penyebaran varian Omicron bisa dihentikan.

Namun menurut Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, masyarakat dunia harus mewaspadai munculnya varian baru COVID-19 lainnya setelah Omicron.

Peringatan Ardern itu datang ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota Wellington, menuntut diakhirinya pembatasan virus corona dan mandat vaksin.

"Ketua Parlemen, saran dari para ahli adalah bahwa Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini," kata Ardern kepada anggota parlemen dalam pidato yang disiarkan langsung.

Baca Juga: PTM Dihentikan, 76 Siswa dan Guru di Kota Semarang Terkonfirmasi Positif COVID-19

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. [Marty MELVILLE / AFP]
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. [Marty MELVILLE / AFP]

"Ini belum berakhir. Tapi itu tidak berarti kita tidak bisa bergerak maju. Dan terus membuat kemajuan. Dan begitulah kita," katanya.

Pemerintah Ardern telah memberlakukan beberapa pembatasan pandemi paling ketat di Selandia Baru selama dua tahun terakhir, ketika pemerintah berusaha mencegah virus corona.

Kebijakan tersebut membantu menjaga angka infeksi dan kematian tetap rendah di Selandia Baru. Negara berpenduduk lima juta orang itu sejauh ini mencatat sekitar 18.000 kasus COVID yang dikonfirmasi dan 53 kematian.

Tapi kebijakan itu juga membuat marah banyak orang yang menghadapi isolasi di rumah tanpa akhir dan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru yang terputus dari keluarga mereka di rumah karena perbatasan tetap ditutup. Langkah-langkah tersebut juga telah menghancurkan bisnis yang bergantung pada wisatawan internasional.

Peringkat dukungan publik kepada Ardern anjlok dalam Jajak Pendapat Publik 1News Kantar terbaru yang dirilis bulan lalu, karena publik menurunkan dukungan terhadapnya atas penundaan vaksinasi dan penundaan penghapusan pembatasan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Drastis Diduga Karena Omicron, Nyepi di Bali Tanpa Ogoh-ogoh Lagi

Ratusan pengunjuk rasa anti mandat vaksin dan anti pemerintah berkumpul di luar parlemen menuntut diakhirinya semua pembatasan pandemi, bagian dari serangkaian protes yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah mengatakan pekan lalu bahwa Selandia Baru akan membuka kembali perbatasannya ke seluruh dunia secara bertahap hanya pada Oktober.

Kasus Omicron di negara itu terus meningkat sejak beberapa aturan jarak sosial dilonggarkan baru-baru ini. Selandia Baru mencatat jumlah kasus harian terbesar dengan 243 kasus pada Sabtu.

Ardern mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa puncak Omicron di negara itu bisa terjadi pada Maret dengan kasus harian berkisar antara 10.000 hingga 30.000. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI