Gejala Omicron Sering Dianggap Ringan, Mungkinkah Timbulkan Long Covid-19?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 08 Februari 2022 | 18:35 WIB
Gejala Omicron Sering Dianggap Ringan, Mungkinkah Timbulkan Long Covid-19?
Ilustarsi gejala Omicron. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring dengan terus bertambahnya kasus Covid-19 di berbagai negara termasuk Indonesia, ada kabar menyebut bahwa gejala omicron relatif lebih ringan dari varian lain. Kabar tersebut kerap membuat banyak orang menganggap sepele gejala omicron.

Padahal, kasus Covid-19 yang ringan dapat menyebabkan long Covid-19. Dilansir dari Pharmaceutical Technology, gejala yang berkepanjangan juga dapat berkembang setelah Covid-19 tanpa gejala. Saat ini belum ada data yang menunjukkan varian omicron meningkatkan kemungkinan gejala berkepanjangan.

Ada beberapa bukti bahwa vaksinasi dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya gejala persisten dalam kasus infeksi terobosan.

Data aplikasi seluler dari penelitian terhadap orang dewasa di Inggris menunjukkan bahwa sekitar 11% pasien yang tidak divaksinasi memiliki gejala yang menetap setidaknya selama 28 hari, dibandingkan dengan 5% individu yang divaksinasi.

Baca Juga: Jumlah Pasien Covid-19 di Sulawesi Barat Meningkat, Warga Dihimbau Waspada

Pengurangan risiko lebih dari setengah ini menjanjikan karena jumlah individu yang divaksinasi telah meningkat menjadi lebih dari empat miliar, menurut Dasbor Epidemiologi Penyakit Coronavirus GlobalData 2019. Vaksin dapat membantu mengurangi biaya perawatan jangka panjang untuk pasien Covid-19.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Memahami mekanisme long Covid-19 akan terbukti penting untuk membantu merawat pasien ini. Sebuah studi baru-baru ini oleh Institut Kirby New South Wales telah menunjukkan bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh peradangan berkelanjutan dan aktivasi sistem kekebalan, yang dapat berlangsung setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi awal.

Para peneliti mendeteksi enam sitokin proinflamasi yang terlibat dalam respon imun bawaan yang meningkat pada pasien Covid yang lama.

Pengetahuan ini dapat membantu memberikan jalan untuk mengobati dan mendiagnosis gejala yang berkepanjangan, yang dapat meringankan pasien yang menderita gejala tersebut.

Baca Juga: Vaksinasi Lansia Lambat, Malaysia Prediksi Kasus COVID-19 Melonjak Hingga 15.000 Dalam Waktu Dekat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI