Suara.com - Malaysia tengah bersiap menghadapi peningkatan kasus COVID-19 akibat varian Omicron. Sayangnya, rendahnya tingkat vaksinasi untuk lansia diprediksi menyebabkan kenaikan kasus secara cepat.
Hal ini diungkap oleh Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin, yang memprediksi kasus COVID-19 di negara ini bisa mencapai 15.000 kasus karena masih banyak warga usia lanjut yang belum mendapatkan suntikan booster.
"Sekarang menuju gelombang omicron penuh. Kasus akan mencapai 15 ribu tidak lama lagi. Masih ada satu juta warga usia lanjut yang tidak mendapat dos booster," ujar anggota parlemen Daerah Pemilihan Rembau tersebut melalui tweet-nya di Kuala Lumpur.
Politikus UMNO tersebut meminta kepada para orang tua agar segera mendapatkan suntikan booster.
![ilustrasi vaksinasi Covid-19 untuk lansia. [Envato]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/14/17068-ilustrasi-vaksinasi-covid-19-envato.jpg)
"Tolong sampaikan kepada orang-orang tua kesayangan anda untuk mendapat dos booster dengan segera," katanya.
Dia mengatakan walaupun vaksin bisa mengurangi penularan namun tujuan utama vaksin COVID-19 adalah mengurangi keseriusan gejala.
"Dengan dos booster perlindungan anda dari pada gejala serius yang bisa menyebabkan masuk ke rumah sakit atau ICU akan lebih baik," katanya.
Khairy juga sependapat dengan pandangan Direktur Institut Riset Klinik (ICR) NIH Kementrian Kesehatan Malaysia, Dr Kalai Peariasamy.
Riset di Malaysia menunjukkan lebih 90 persen perlindungan terhadap penularan COVID-19 dari vaksin primer dan dosis booster dibanding dua dosis lengkap.
Baca Juga: Lihat Warganya Enggan Ikut Vaksinasi dan Tes Antigen, Ini Reaksi Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana
"Perlindungan vaksin heterologous (dua kali Sinovac plus Pfizer) lebih tinggi dibanding vaksin homologous (tiga kali Sinovac)