WHO Menambahkan 2 Pengobatan untuk Covid-19, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Selasa, 08 Februari 2022 | 09:00 WIB
WHO Menambahkan 2 Pengobatan untuk Covid-19, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Ilustrasi obat (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menambahkan dua obat ke daftar pengobatan Covid-19, yakni sotrovimab atau antibodi monoklonal manusia dan baricitinib atau inhibitor janus kinase (JAK).

Dilansir The Conversation, berikut penjelasan dari masing-masing pengobatan tersebut:

1. Sotrovimab

Sotrovimab atau antibodi monoklonal manusia merupakan molekul yang dibuat di laboratorium dan bertindak sebagai antibodi pengganti.

Baca Juga: Cegah Kerumunan Karena Kasus COVID-19 Melonjak, Lampion Imlek di Kota Solo Dimatikan

Pengobatan ini membantu sistem kekebalan untuk mengidentifikasi dan merespons ancaman virus corona secara lebih efisien, dengan membuat virus lebih sulit berkembang biak dan menyebabkan kerusakan.

Sotrovimab adalah penangkal langsung terhadap virus corona itu sendiri, karena menargetkan protein lonjakan pada SARS-CoV-2.

Dengan menempel pada protein lonjakan, sotrovimab mencegah virus menyerang sel. Tanpa akses ke sel tubuh, virus tidak dapat berkembang biak.

Antibodi ini mampu melawan beberapa varian virus corona, termasuk Omicron.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

2. Baricitinib

Baca Juga: Hentikan PTM Sementara, Ratusan Siswa dari 37 Sekolah di Kota Solo Terpapar COVID-19

Baricitinib ini dikenal sebagai inhibitor janus kinase (JAK), obat imunosupresan yang secara tradisional digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis.

Obat ini bekerja dengan menghambat JAK 1 dan JAK 2, protein yang dapat memproduksi molekul peradangan yang disebut sitokin.

Penderita Covid-19 parah sering mengalami komplikasi badai sitokin, hal ini menyebabkan banyak peradangan terjadi di dalam tubuh pasien.

Respons imun yang berlebihan tersebut dapat membuay tubuh merusak jaringannya sendiri, yang berpotensi menyebabkan kegagalan multi-organ, termasuk kerusakan paru-paru parah dan perkembangan gangguan pernapasan akut (ARDS).

Baricitinib juga memiliki sifat antivirus. Penelitian menunjukkan bahwa obat memblokir virus bereproduksi serta menjaga respons kekebalan tetap terkendali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI