Benarkah Gejala Omicron Relatif Lebih Ringan? Direktur RSPI Ungkap Faktanya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 07 Februari 2022 | 18:15 WIB
Benarkah Gejala Omicron Relatif Lebih Ringan? Direktur RSPI Ungkap Faktanya
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan banyak beredar kabar bahwa gejala omicron relatif lebih ringan dibanding dengan varian lainnya. Hal tersebut salah satunya terlihat dari jumlah kasus yang tinggi, namun tingkat keterisian rumah sakit masih relatif rendah.

Tapi bagaimana fakta sebenarnya? Benarkah gejala omicron ringan?

“Sejak 20 Desember 2021, varian Omicron pertama kali masuk ke Indonesia melalui penularan Warga Negara Asing (WNA). Kemudian ada juga warga negara Indonesia (WNI) pulang perjalanan luar negeri dari negara-negara tertentu. Inilah awalnya pasien Omicron isolasi di RSPI Sulianti Saroso,” kata  Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dalam keterangannya, Senin, (7/2/2022). 

Dari penelitian ini, diakui oleh Syahril bahwa sebagian besar pasien Omicron adalah tanpa gejala atau hanya bergejala ringan. Hal ini juga sebagai dasar kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terbaru, agar pasien tanpa gejala dan yang bergejala ringan dirawat secara isolasi mandiri maupun terpusat tanpa perlu masuk rumah sakit.

Baca Juga: Kasus Omicron Meningkat, Binda Kalteng Gencarkan Vaksinasi Dosis Dua dan Booster

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Peruntukan rumah sakit hanya kepada pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki kondisi komorbiditas tertentu.

Fakta lainnya, sebagian besar pasien Omicron mengalami kesembuhan dengan cepat. Total pasien Omicron yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso sejak awal hingga sekarang lebih dari 250 pasien. Sekitar 190 pasien sembuh dan yang masih dirawat sekitar 51 pasien. “Pasien yang dirawat saat ini di ruang ICU ada 7 orang dan di non ICU berjumlah 44 orang.”

“Pasien yang kami rawat itu (Omicron) cepat sekali kesembuhannya. Bahkan sesuai Surat Edaran Menkes, nomor HK. 02.01/MENKES/18/2022, apabila 5 hari pasien membaik dan gejalanya minimal, maka dengan dua kali tes PCR hasil negatif, mereka boleh pulang. “Tidak perlu menunggu sampai dua minggu lagi.”

Fakta lain menunjukkan bahwa riwayat pasien yang sudah divaksin satu dan dua kali, bergejala lebih ringan daripada pasien yang belum divaksin.

“Jangan sampai ada pemahaman bila  vaksin kita tidak ampuh karena bisa terinfeksi Omicron. Vaksinasi justru menghindari kesakitan dan risiko dirawat di rumah sakit sampai kritis. Dan perlu dihimbau kepada masyarakat agar menghindari penularan Omicron karena masih berpotensi tertular meski sudah divaksinasi, ditambah pula bila kurang patuh prokes dan berkerumun di tempat-tempat yang kita tidak tahu ada penularan Omicron di tempat tersebut," kata dia. 

Baca Juga: Update Senin 7 Februari: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 26.121 Orang, 82 Jiwa Meninggal

Lebih lanjut Syahril mengatakan, saat ini tempat tidur ICU yang terpakai di RSPI mencapai 58 persen sehingga masih ada ruang untuk merawat pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Sedangkan tempat tidur non ICU 39,2 persen.

“Total tempat tidur terisi di RSPI sekarang 41,1 persen, dari jumlah total 124 tempat tidur untuk perawatan Covid-19 yang disediakan. Tempat tidur masih bisa kita tambah kalau dibutuhkan, tapi nanti dulu karena hitungannya masih kosong lebih dari separuh.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI