Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Penyakit Amerika Serikat, CDC, mempertimbangkan untuk mengubah pedoman jeda waktu penyuntikkan dosis vaksin Covid-19.
CDC berencana memperpendek waktu antara dosis vaksin guna menurunkan risiko peradangan jantung bagi orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Usul perubahan pedoman itu akan berlaku untuk vaksin merek Moderna dan Pfizer.
Orang dengan gangguan kekebalan, umumnya tidak merespon vaksin dengan baik. Kelompok itu masih menjadi satu-satunya populasi yang disarankan untuk mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19.
Pedoman CDC saat ini masih menyarankan orang dengan gangguan kekebalan untuk menerima tiga dosis vaksin dalam waktu dua bulan. Kemudian dosis keempat diberikan lima bulan setelah suntikan ketiga.
Baca Juga: Banyak Warga dan Siswa Menolak Divaksin, Ini Langkah Pemkab Sragen
CDC sekarang menyarankan orang dengan gangguan kekebalan harus mendapatkan suntikan keempat segera setelah tiga bulan vaksinasi dosis ketiga.
Pembaruan ini akan berlaku untuk kelompok usia 18 tahun ke atas yang menerima vaksin Moderna atau Johnson & Johnson, dan orang berusia 12 tahun ke atas yang menerima Pfizer.
Pejabat CDC Dr Sara Oliver mengatakan, jarak interval yang diperpanjang mengurangi risiko miokarditis. Dia juga mengatakan kalau risiko radang jantung menurun, jika vaksin diberikan dalam waktu delapan minggu.
Meskipun jarang, miokarditis adalah efek samping yang terlihat pada suntikan Pfizer dan Moderna. Paling umum terjadi pada laki-laki usia muda. Sebagian besar kasus hanya alami efek samping ringan dan sembuh dengan cepat.
Baca Juga: Warga Divaksinasi Lengkap di Sumut Capai 221.763 Jiwa