Sakit Tenggorokan Tak Selalu Gejala Omicron, Ini 5 Penyebab Lainnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 07 Februari 2022 | 13:45 WIB
Sakit Tenggorokan Tak Selalu Gejala Omicron, Ini 5 Penyebab Lainnya
Ilustrasi sakit tenggorokan gejala omicron. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sakit tenggorokan menjadi salah satu gejala paling umum bagi pasien virus corona varian Omicron. Sejak kasus Covid-19 di Indonesia meningkat, kewaspadaan terkait gejala omicron juga bertambah.

Masyarakat banyak mengeluhkan mengalami sakit tenggorokan. Tapi, tidak semua sakit tenggorokan berarti merupakan gejala omicron.

Ada sejumlah penyebab seorang mengalami sakit tenggorokan. Berikut ini rangkumannya seperti dilansir dari Healthline.

Penyebab sakit tenggorokan berkisar dari infeksi hingga cedera. Berikut adalah delapan penyebab tenggorokan sore yang paling umum.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 di DKI, Banten dan Bali Melebihi Saat Delta Menyerang, Menkes: Perketat Prokes!

1. Pilek, flu, dan infeksi virus lainnya

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Virus menyebabkan sekitar 90 persen sakit tenggorokan (2Trusted Source). Di antara virus yang menyebabkan tenggorokan sore adalah:

  • flu biasa
  • influenza — flu
  • mononucleosis, penyakit menular yang ditularkan melalui air liur
  • campak, penyakit yang menyebabkan ruam dan demam
  • cacar air, infeksi yang menyebabkan demam dan ruam yang gatal dan bergelombang
  • gondongan, infeksi yang menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah di leher

2. Radang tenggorokan dan infeksi bakteri lainnya

Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Yang paling umum adalah radang tenggorokan, infeksi tenggorokan dan amandel yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A.

Radang tenggorokan menyebabkan hampir 40 persen kasus sakit tenggorokan pada anak-anak (3). Tonsilitis, dan infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan.

Baca Juga: Omicron Picu Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia, Ini yang Mesti Dilakukan dari Keluarga

3. Alergi

Ketika sistem kekebalan bereaksi terhadap pemicu alergi seperti serbuk sari, rumput, dan bulu hewan peliharaan, ia melepaskan bahan kimia yang menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat, mata berair, bersin, dan iritasi tenggorokan.

Kelebihan lendir di hidung bisa menetes ke bagian belakang tenggorokan. Ini disebut postnasal drip dan dapat mengiritasi tenggorokan.

4. Udara kering

Udara kering dapat menyedot kelembapan dari mulut dan tenggorokan, dan membuatnya terasa kering dan gatal. Udara kemungkinan besar kering di bulan-bulan musim dingin saat pemanas menyala.

5. Asap, bahan kimia, dan iritasi lainnya

Banyak bahan kimia dan zat lain yang berbeda di lingkungan yang mengiritasi tenggorokan, termasuk:

  • rokok dan asap tembakau lainnya
  • polusi air
  • produk pembersih dan bahan kimia lainnya

Setelah 11 September, lebih dari 62 persen petugas pemadam kebakaran yang merespons melaporkan sering mengalami tenggorokan sore hari. Hanya 3,2 persen yang mengalami sakit tenggorokan pada sore hari sebelum bencana World Trade Center

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI