Lonjakan Kasus Akibat Omicron Berbeda Dengan Varian Delta Dulu, Mengapa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 05 Februari 2022 | 16:10 WIB
Lonjakan Kasus Akibat Omicron Berbeda Dengan Varian Delta Dulu, Mengapa?
Ilustrasi virus corona. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat hingga lebih dari 32 ribu per hari. Namun, hali menyebut bahwa gelombang pandemi saat ini berbeda dengan saat kenaikan yang dipicu akibat varian delta Juli 2021 lalu. 

“Masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang Covid-19 varian Delta yang lalu. Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” terang Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D., Epidemiolog Universitas Indonesia dalam keterangannya Sabtu, (5/2/2021). 

Pandu menegaskan bahwa bagi pasien varian Omicron ini tidak banyak yang perlu masuk rumah sakit. Ia menjelaskan bahwa lonjakan kasus, dipengaruhi karakter virus itu sendiri. 

"Kedua karakteristik lonjakan kasus ini juga dipengaruhi oleh jumlah imunitas penduduk, Karena itulah masyarakat sering salah persepsi dengan kondisi saat ini seperti kondisi di Juli-Agustus 2021 lalu, padahal sudah jauh berbeda,” terang Pandu.

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Sebagian besar penduduk Indonesia hingga Kamis (3/2), sudah mendapatkan vaksinasi yang cukup merata. Catatan vaksinasi nasional, telah lebih dari 185 juta populasi penduduk Indonesia yang mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 129 juta lebih penduduk mendapatkan dosis kedua, serta lebih dari 4,7 juta penduduk sudah mendapat dosis ketiga.

Vaksinasi masih memiliki peran yang besar bagi pencegahan kesakitan dan kematian akibat infeksi virus Covid-19 varian apa saja termasuk Omicron. Berkaca dari negara-negara lain yang lebih dahulu melewati varian Omicron seperti Afrika Selatan, Inggri, dan India, tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat infeksi varian Omicron ini jauh berbeda dengan varian Delta.

“Saya bisa berbicara seperti ini karena melihat pengalaman dari negara lain yang sudah melalui gelombang Omicron. Karakternya cepat naik, cepat turun, dan pasien yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah,” terang Pandu.

Pengalaman negara lain yang menurut Pandu Riono mirip dengan studi kasus di Indonesia adalah di India. Ia berharap lonjakan kasus di Indonesia akan mengikuti pola di India dimana turun dengan cepat dan tidak banyak berdampak pada pelayanan rumah sakit maupun kematian.

Pemerintah dalam menangani lonjakan kasus kali ini sudah lebih siap. Kemenkes telah menyediakan pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedisin) secara gratis bagi pasien isolasi mandiri di rumah. Begitu juga dengan obat-obatan yang diperlukan pasien Isoman juga sudah dipersiapkan dengan gratis.

Baca Juga: Kasus Omicron Naik Pesat, Siti Fadilah: Artinya Covid-19 Hanya Akan Menjadi Flu Biasa

“Kecemasan yang berlebihan membuat masyarakat minta dirawat di rumah sakit padahal tidak memenuhi syarat untuk dirawat di rumah sakit. Ini yang seakan-akan membuat tempat tidur di rumah sakit tinggi padahal mayoritas di rumah sakit itu pasien bergejala ringan,” jelas Pandu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI