Menkes Ungkap Salah Satu Sebab Kematian Akibat Kanker Serviks di Indonesia Tinggi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 04 Februari 2022 | 17:30 WIB
Menkes Ungkap Salah Satu Sebab Kematian Akibat Kanker Serviks di Indonesia Tinggi
Menkes Budi Gunadi Sadikin. [Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih terbilang tinggi. Saat ini penyakit kanker serviks menempati nomor 2 sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 31 Januari 2019, kasus kanker serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap bahwa tingginya kematian akibat kanker, salah satunya disebabkan karena deteksi dini yang masih rendah dengan cakupan skrining kanker leher rahim sebesar 8,29 persen.

"Saat ini kejadian dan kematian kanker leher rahim dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya dengan melakukan imunisasi menggunakan vaksin HPV serta deteksi dini lainnya," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dikutip dari ANTARA.

Foto oleh Anna Shvets dari Pexels
Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Langkah pencegahan itu pentin karena kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua perempuan di Indonesia dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker.

Dia menjelaskan bahwa dengan rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) pada 2016, pemerintah lewat Kemenkes telah melakukan program demonstrasi imunisasi HPV.

Dia mengatakan sampai 2024 akan dilakukan demonstrasi pemberian imunisasi HPV di sembilan provinsi percontohan, yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.


Hal itu didukung dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine tahun 2022-2024.

"Sebagai wujud konkret dukungan Indonesia untuk percepatan eliminasi kanker leher rahim tahun 2030," tegas Menkes Budi.

Baca Juga: Minum Teh Tingkatkan Risiko Kanker Esofagus, Berikut Penjelasan dan Apa Hubungannya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI