Suara.com - Pernyataan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kembali viral dan menjadi sorotan. Dalam sebuah video yang viral di Twitter Siti Fadilah justru menyambut gembira kedatangan omicron.
"Kalau omicron datang malah Alhamdulillah, welcome omicron. Karena justru dengan adanya omicron terjadi imunitas pada komunitas yang luas. Artinya Covid hanya akan menjadi flu biasa. Ini yang ngomong Bill Gates lho, bukan Siti Fadilah," ujar dalam unggahan video di akun TikTok @dtarsiman_.
Ia bahkan juga menyebut bahwa masyarkat Indonesia yang khawatir dengan datangnya omicron aneh. Menurutnya, omicron menjadi satu hal yang ditunggu-tunggu.
"Jadi omicron itu malah ditunggu-tunggu. Jangan takut sama omicron. Jangan malah karena omicron kemudian harus vaksin dua kali, itu nggak ada hubungannya," ujar Siti Fadilah.

"Lah wong, Bill Gates aja mengatakan begitu. Lalu rujukannya siapa coba, Indonesia itu memang agak aneh. Masa untuk menunggu omicron harus booster, kalau belum dua kali vaksin tidak boleh masuk mall, itu dasarnya apa?," heran Siti Fadilah.
Tapi benarkah semua klaim yang dilontarkan oleh Siti Fadilah? Apakah semua yang ia utarakan punya dasar fakta sains?
Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi varian lain, termasuk Delta.
Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, daripada akibat infeksi spesifik dengan Omicron.
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa—individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan—tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Semua varian Covid- 19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.