Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan usulan ke Pemerintah pusat agar kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dihentikan selama sebulan.
Usulan tersebut disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Panjaitan selaku kepala koordinator pelaksanaan PPKM Jawa-Bali.
Permintaan ini disampaikan Anies setelah ramai desakan untuk menghentikan PTM 100 persen karena ratusan siswa dan guru terpapar Covid-19. Terbaru, Presiden Joko Widodo juga meminta PTM di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten untuk dievalusi.
"Tadi siang, (saya) berkomunikasi dengan pak Luhut Pandjaitan sebagai Ketua Satgas Covid-19 Jawa-Bali, (saya) menyampaikan usulan agar untuk Jakarta, PTM atau Pembelajaran Tatap Muka ditiadakan selama satu bulan ke depan," ujar Anies di Taman Benyamin, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (2/2/2022).
Baca Juga: Pilpres 2024, PKS Lirik Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir
Sebagai gantinya, sekolah kembali dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online. Tetapi, karena bersifat usulan, nantinya Pemerintah Pusat yang akan menentukan kebijakan seperti apa yang diambil terkait PTM.
Epidemiolog Griffith University Australia dr. Dicky Budiman mengatakan kalau usulan menghentikan PTM realistis untuk dilakukan. Ia sependapat kalau PTM 100 persen harus dihentikan sementara untuk mencegah terjadinya klaster Covid-19 di sekolah.
"Kalau berbasis data, menurut saya tampaknya sebulan cukup realistis. Karena kalau saya prediksi, setidaknya awal Maret sudah melanda, terutama Jawa-Bali," kata Dicky, dihubungi suara.com, Kamis (3/2/2022).
Meski begitu, ia mengakui tidak ada yang 100 persen pasti dalam situasi dinamis seperti pandemi saat ini. Sehingga, waktu sebulan dirasa cukup untuk mencegah lonjakan kasus setelah itu dilakukan evaluasi lanjutan.
"Nantinya kita evaluasi karena resikonya terlalu besar. Bukan masalah bahwa anak-anak sudah divaksin saja, tapi ini punya peran mencegah untuk supaya lonjakannya tidak terlalu besar," ujarnya.
Baca Juga: Kasus Omicron Melonjak, Anies Akan Usul ke Luhut Minta PPKM di Jakarta Dinaikan Levelnya
Dicky mengingatkan bahwa anak-anak juga berpotensi menularkan Covid-19 kepada anggota keluarga di rumah, meskipun sudah divaksinasi. Oleh sebab itu, saat kasus positif tengah tinggi saat ini disarankan PTM tidak dilaksanakan.
"Kalau nanti sudah landai, jangan seperti dulu daerah menunda melakukan PTM, jadi kalau memang sudah aman segera lakukan PTM. Sehingga anak tidak dirugikan ini, pelajaran mahal," pungkasnya.