Suara.com - Setelah lebih dari setahun menderita virus corona Covid-19, Rebekah Hogan masih menderita kabut otak yang parah, rasa sakit dan kelelahan.
Kondisi pasca virus corona Covid-19 ini bisa membuatnya tidak dapat melakukan pekerjaan rumah tangga dan menyusui.
Karena itu, Rebekah bertanya-tanya kondisi yang dialaminya ini akan permanen atau tidak. Rebekah mengaku ingin hidupnya kembali semula sebelum terinfeksi virus corona Covid-19.
Sejauh ini, lebih dari sepertiga penyintas virus corona Covid-19 mengalami gejala berkepanjangan.
Baca Juga: Masa Karantina Warga Kontak Erat Pasien COVID-19 Dipotong Jadi 7 Hari
Kini dengan adanya varian Omicron di seluruh dunia, para ilmuwan berlomba untuk menentukan penyebab gejala berkepanjangan tersebut dan menemukan perawatan medis sebelum kasus Long Covid-19 ini melonjak.
Para ahli menduga hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan autoimun. kondisi inilah yang mungkin membuat wanita lebih berisiko mengalami Long Covid-19. Karena, wanita lebih berisiko mengembangkan penyakit autoimun daripada pria.
Sementara itu dilansir dari Fox News, gumpalan mikro menjadi penyebab gejala mulai dari penyimpangan memori hingga jari kaki yang berubah warna.
Karena, pembekuan darah yang tidak normal bisa terjadi pada kasus virus corona Covid-19. Saat teori ini diujikan, ada bukti baru bahwa vaksinasi dapat mengurangi kemungkinan seseorang menderita Long Covid-19.
Tapi, masih terlalu dini untuk mengetahui orang yang terinfeksi varian Omicron akan mengalami gejala misterius atau tidak, yang biasanya didiagnosis beberapa minggu setelah awal terinfeksi.
Baca Juga: Mengenal Virus NeoCov, Benarkah Masih Bagian dari Virus Corona?