Suara.com - Afrika Selatan tidak lagi mewajibkan orang positif Covid-19 tanpa gejala untuk menjalani isolasi. Mereka juga mengurangi masa isolasi bagi mereka yang memiliki gejala hingga tiga hari, kata pemerintah.
Dilansir dari Al Jazeera, aturan itu dibuat atas dasar perkembangan sitausi pandemi dan tingkat vaksinasi di negara tersebut, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Mondli Gungubele, seorang menteri di kepresidenan.
Afrika Selatan saat ini berada di level terendah dari tingkat kewaspadaan Covid-19 lima tahap.
“Alasan untuk amandemen ini diinformasikan oleh proporsi orang dengan kekebalan terhadap Covid-19-19 yang telah meningkat secara substansial, melebihi 60-80% dalam beberapa survei” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Siap-siap, Vaksin Covid-19 PFizer Untuk Anak di Bawah Lima Tahun Bakal Segera Tersedia
“Informasi yang dikumpulkan melalui sistem yang digunakan oleh Departemen Kesehatan telah melaporkan bahwa Afrika Selatan telah keluar dari gelombang keempat secara nasional.”
Mereka yang dites positif dengan gejala sekarang akan diisolasi selama tujuh hari, bukan 10 hari, sementara kontak tidak harus mengisolasi kecuali mereka mengembangkan gejala.
Kabinet juga meninjau dimulainya kembali sekolah ke pembelajaran penuh waktu, memutuskan bahwa sekolah dasar, menengah dan khusus akan kembali hadir setiap hari. Ketentuan peraturan untuk jarak sosial satu meter (tiga kaki) untuk peserta didik di sekolah juga telah dihapus, kata pernyataan itu.
Afrika Selatan, dengan lebih dari 3,6 juta infeksi dan 95.093 kematian, telah menjadi negara yang paling terpukul di Afrika selama pandemi, dengan gelombang infeksi terbaru didorong oleh varian Omicron.
Pada Senin data dari National Institute for Communicable Diseases (NICD), menunjukkan 1.366 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir dan 71 kematian, 14 di antaranya terjadi dalam 24 hingga 48 jam terakhir.
Baca Juga: Penjelasan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Singaraja Bali yang Belasan Gurunya Positif Covid-19