Ringan atau Parah? Ahli Infeksi Ungkap Risiko Tertular Varian Omicron

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 01 Februari 2022 | 16:15 WIB
Ringan atau Parah? Ahli Infeksi Ungkap Risiko Tertular Varian Omicron
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona varian omicron mulai menggeser delta sebagai kasus paling mendominasi di Indonesia. Banyak yang menyebut bahwa varian omicron relatif lebih ringan.

Tapi beberapa pasien dengan varian omicron juga mengalami gejala berat bahkan meninggat. Lantas bagaimana faktanya?

"Memberi label omicron sebagai "ringan" tidak adil karena infeksi "ringan" tidak selalu berarti "ringan," seperti yang saya katakan," kata Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Ia mengatakan bahwa lebih ringan tidak bisa dianggap sepele. Karena itu akan berkontribusi pada sistem kesehatan dan jumlah kematian yang substansial.

Baca Juga: Sebanyak 43 Pasien Covid-19 di Sleman Dievakuasi ke Asrama Haji Untuk Isolasi

Risiko keparahan seseorang dapat bergantung pada usia, karena rawat inap tiga kali lebih tinggi bagi mereka yang berusia lebih dari 50 tahun, menurut NPR.

“Faktor kunci lain untuk tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah termasuk kekebalan yang didapat dari infeksi dan potensi virulensi yang lebih rendah dari varian omicron,” kata para peneliti dalam data yang diterbitkan baru-baru ini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Ada juga risiko Covid-19 jangka panjang, yang terjadi ketika orang memiliki gejala Covid-19 jangka panjang.

Sebuah studi baru dari Israel menemukan bahwa gejala Covid-19 yang lama lebih kecil kemungkinannya pada orang yang divaksinasi penuh, tetapi mereka masih dapat terjadi pada orang yang divaksinasi sepenuhnya dan tidak divaksinasi, seperti yang saya laporkan untuk Deseret News.

“Inilah alasan lain untuk mendapatkan vaksinasi, jika Anda membutuhkannya,” kata rekan penulis Michael Edelstein, seorang ahli epidemiologi di Universitas Bar-Ilan di Safed, Israel, menurut Nature.com.

Baca Juga: Sebagian Pemain Madura United Positif Covid-19, Laga di Bali Hari Ini Terpaksa Ditunda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI