Diprediksi Akhir Ferbruari, Menkes: Puncak Kasus Omicron Bisa 6 kali Lipat Lebih Banyak dari Delta

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 01 Februari 2022 | 11:52 WIB
Diprediksi Akhir Ferbruari, Menkes: Puncak Kasus Omicron Bisa 6 kali Lipat Lebih Banyak dari Delta
Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang dipantau daring, Senin (26/7/2021). (ANTARA/Devi Nindy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kembali mengingatkan masyarakat untuk membatasi mobilitas dan selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan Covid-19. Ia menyampaikan puncak kasus Covid-19 varian Omicron bisa lebih banyak 3-6 kali lipat dari varian Delta.

"Penularan tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," ujar Menkes Budi seperti dikutip dari ANTARA.

Ia mengemukakan kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800.000 per hari akibat Omicron dibandingkan dengan Delta yang mencapai 250.000 per hari. Di Prancis mencapai 360.000 per hari, lebih banyak dibandingkan dengan Delta yang 60.000 hari.

"Negara yang mirip dengan kita, Brasil sekarang juga masih naik di kisaran 190.000 kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80.000 per hari, India sekarang 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000 per hari, Jepang 65.000 per hari sedangkan Delta 25.000 kasus per hari," papar dia.

Ilustrasi virus corona. [Antara]
Ilustrasi virus corona. [Antara]



Menkes Budi memperkirakan puncak kasus COVID-19 akibat varian Omicron terjadi di akhir Februari 2022.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," tuturnya.

Baca Juga: Bima Arya Berhentikan Sementara PTM di Kota Bogor, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Buka Suara

"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," kata Menkes Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI